Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID – Puluhan peserta ditempa selama tiga hari mengikuti Pelatihan dan Sertifikasi Pemandu Wisata Selam Tahun 2021.
Para pemandu wisata atau guide, penggemar menyelam dan freedive di refress kemampuan menyelam hingga diberikan materi terkait rescue dan lainnya.
Oleh para instruktur yang kompeten di dunia menyelam.
Pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata selam, merupakan kegiatan dari Dinas Pariwisata Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), berlangsung selama tiga hari di Yos Dive Lembeh – Eco Beach Resort di Kelurahan Makawidey Kecamatan Aertembaga, Kota Bitung Rabu – Jumat (23-25/6/2021).
Baca juga: Beri Penghormatan Terhadap Kapolres Minahasa, Toar Pandeirot Pimping Mengheningkan Cipta
“Ada praktik juga berlangsung di Selat Lembeh, di spot menyelam pulau lembeh TK3, Jahir, Tanjung Kubur dan Makawidey,” kata Pingkan Kapoh Kepala Dinas Pariwisata Kota Bitung, Minggu (27/6/2021).
Frangky Runtukahu dan Nuswanto pembicara juga instruktur, memberikan materi open water dan rescue kepada peserta yang sebagaian besar merupakan guide berpengalaman.
Ada dua sertifikasi Scuba Schools International (SSI) resque dan POSSI (Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia).
“Pelatihan ini perpedomam pada regulasi SSI hingga resque POSSI advance dan open water,” tambah Frangky Runtukahu yang instruktur diving juga Kepala Dinas Perikanan Kota Bitung.
Menurut Nuswanto instruktur diving, dalam penyampaiam materinya lebih ke metode diskusi, asesor pariwisita untuk selam dan refresh serta ada sertifikasi dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
“Sertifikasi standar ASEAN,” jelas Nuswanto.
Nuswanto menjelaskan, refresh tentang rescue atau penyelamatan tentang Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) mulut ke mulut.
Namun sekarang karena Pandemi Covid-19, keluar aturan baru, CPR mulut ke mulut tidak diperbolehkan lagi.
Baca juga: Adriana Dondokambey: Baguna Harus Bersinergi dengan Pemerintah
Lalu Nuswanto juga sharing terkait dengan alat menyelam yang dirental atau disewakan, oleh pemilik harus punya treat sebelum diberikan kepada tamu, khususnya alat yang dipakai di mulut.
Materi yang coach Nus begitu sapaannya, berikan pada pelatihan Pelatihan dan Sertifikasi Pemandu wisata selam yakni, penanganan dan skill ke penyelam yang stres atau panik divers di atas dan di bawah laut, hingga penanganan penyelam yang tidak sadar di dalam air dibawa ke atas hingga bagaimana penanganannya.
Coach Nus juga memutarkan video contoh kasus, terkait dengan reascue penyelam yang panik, stres dan tidak sadar.
“Kenapa tidak ambil dari posisi depan, karena saat penyelam panik bisa mencakar atau meronta sehingga harus dari belakang. Dengan cara masuk ke dalam air masuk lalu ke belakang korban, lalu lakukan pegang regulator atau tahan tabung dengan paha. Kemudian kembangkan atau isi BCD agar bisa bisa terapung. Tarik keluarkan tangki dan finsnya,” urai Nus.
Baca juga: Viral Video Aksi ABG Lakukan Gerakan Salat Sambil Merokok, Salat Jadi Bahan Candaan, Banjir Kecaman
Lanjutnya, kenapa harus ke belakang dengan cara menyelam, karena kalau dari permukaan bisa diikuti oleh korban pergerakan rescuer.
Sebagai rescuer harus menyelamatkan diri lebih dulu, jika akan melakukan penyelamatan, kemudian kondisi harus fit dan harus tahu tekniknya.
Menurut Nus ada syarat-syarat dalam pertolongan pertama yang baru di tengah pandemi covid-19.
Di antaranya PCR tidak bisa mulut ke mulut, melainkan pakai alat poket mask sebuah alat yang digunakan untuk antisipasi penyelam tidak sadar dan harus mendapat PCR.
Nus juga menerangkan bagaimana rescue penyelam yang tidak sadar tapi masih bernafas di dalam air.
“Harus pastikan benar-benar, apakah penyelam itu benar tidak sadar dengan memberikan kode di depan wajah si penyelam,” tambahnya.
Terkait dengan penggunaan alat poket mask letakkan di mulut.
Sambil melihat pergerakan dada naik turun atau tidak untuk penyelam kalau tidak sadar.
Kemudian kalau benar tidak sadar, buat dua kali nafas buatan pakai poket, keluarkan pemberat, BCD, masker dan fins yang digunakan penyelam lalu bawa di boat atau tempat kering.
“Seorang rescue harus di-refresh setiap tiga bulan, CPR dalam rescue harus ada sertifikat pertolong pertama dan sebagai rescue harus dua atau lebih jangan hanya 1 orang,” kata dia.
Sementara itu Geraldi Mantiri Ketua POSSI Kota Bitung sekaligus Anggota DPRD Kota Bitung berterima kasih ke Dinas Pariwisata Kota Bitung, yang sudah gelar pelatihan dan sertifikasi pemandu selam tahun 2021.
Baca juga: Berhasil Vaksin Setelah Tujuh Kali Gagal, Ratusan Warga Gagal Vaksinasi Covid-19 karena Hipertensi
Pihaknya berharap di kemudian hari, di Dinas Perikanan dan Lainnya kerja sama dengan POSSI melakukan kegiatan pelatihan, peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) seperti ini.
Selain itu, bersama POSSI akan melobi ke organisasi melakukan pelatihan SDM di Bitung.
Menurut Geraldi di tengah pandemi Covid-1, Pariwisata terkena dampak paling down.
Lewat pelatihan SDM, agar di tengah pandemi tidak berdiam diri saja, lewat pelatihan bekerja sama untuk memajukan pariwisata di Kota Bitung dan olahraga selam.
“Selam bukan hanya cabor, melainkam cabor istimewa, bukan hanya siapkan atlet melaiankan sasar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” pesan Geraldi Mantiri.
Menurut Geraldi fokus SDM di dunia selam, apalagi Kota Bitung merupakan daerah penyanggah KEK super prioritas.
Sehingga ketika SDM sudah siap dan ketika diperlukan dan dipergunakan nanti, SDM Bitung siap, sudah berkompeten dan memiliki sertifikasi yang diperlukan
“Tentunya lewat atau dari pelaksanaan sertifikasi atau pelatihan seperti ini,” tambahnya.
Pada pelatihan itu, juga dihadiri Yos Amerta Staf khusus Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bitung Pengembangan Pariwisata dan dibuka secara resmi dari Asisten I Bidang Pemerintahan Julius Ondang.(crz)
Baca juga: Adriana Dondokambey: Baguna Harus Bersinergi dengan Pemerintah
Tentang Bitung
Kota Bitung adalah salah satu kota di provinsi Sulawesi Utara.
Jarak dari Manado ke Manado Ibukota Provinsi Sulut yakni 42,4 kilometer lewat Jalan Tol Manado - Bitung, atau sekitar 50 menit ditempuh dengan kendaraan roda empat.
Kota ini memiliki perkembangan yang cepat karena terdapat pelabuhan laut yang mendorong percepatan pembangunan.
Wilayah Kota Bitung terdiri dari wilayah daratan yang berada di kaki gunung Dua Saudara dan sebuah pulau yang bernama Lembeh.
Kota Bitung terdiri dari 8 kecamatan dan 69 kelurahan, dengan luas wilayah 302,89 km² dan sebaran penduduk 730 jiwa/km²
Saat ini Kota Bitung dipimpin Wali Kota Maurits Mantiri dan Wakil Wali Kota Hengky Honandar.
YOUTUBE TRIBUN MANADO