Baca tanpa iklan
Hingga akhirnya Opi Kumis bersama Olga tertarik untuk membuat namanya dikenal orang lain.
"Nah nggak pernah tuh beberapa puluh episode nggak pernah naik. Gue ngomong sama Olga 'Gimana nih anak kalau kita jadiin bantalan?' Lama-lama diangkat ke atas, jadilah pemain," tambahnya.
Kendati demikian, posisi Sapri pun kala itu hanya menjadi figuran.
Ilustrasi Sapri. Kisah awal mula Sapri jadi pelawak, dari penonton sampai jadi pohon-pohonan (Instagram @sapri_pantun)
Sebab, ia seringkali berperan menjadi pohon-pohonan yang diusili teman-teman se-profesinya.
Bahkan, tak jarang pula ia dijadikan sebagai sasaran didorong dan dijorokkan, khas komedi slapstick pada umumnya yang melibatkan aktivitas fisik dalam guyonannya.
"Jadi pemain juga dia masih di dalam pohonan, jadi muka aja, dijorokin segala macam," lanjut Opi.
Rupanya, hal tersebut pun tak membuat Sapri tersinggung.
Sebaliknya, di mata Opi Kumis Sapri adalah sosok yang amat penyabar dan tak pernah mengeluh dengan peran yang ia dapatkan.
"Kayaknya orangnya sabar dan dia merasa itu tempat yang nyaman buat dia, jadi rileks."
Perihal tersebut, adik Sapri, Dolly pun membenarkan bahwa kakaknya adalah sosok yang sabar dan tak pernah mengeluh dengan tindakan yang ia dapatkan di atas panggung.
Bahkan saat sang komedian terkena asma, ia pun tetap ikhlas menjadi bual-bualan teman-temannya di televisi.
"Sama saya pernah bilang dulu pakai tepung, pakai apa aja dia nggak pernah ngeluh. Dia apapun dilakuin walaupun dia pernah sekali kena asmanya, dia tetap ikhlas," tutur Dolly.
Tak hanya itu, Sapri pun ternyata merupakan sosok orang yang sulit berpaling saat sudah merasa nyaman.
"Jadi kayaknya menurut gue Sapri itu nggak pernah punya acara lain dan nggak punya acara nyaman selain di cuma satu acara itu, di satu stasiun TV dan orang kenal siapa Sapri."
"Nah jadi orang tahu 'Oh ini Sapri'. Jadi orang kenal dia di situ. Jadi dianggap satu tempat itu adalah satu kecintaan buat dia.