KKB Papua

Terungkap Isi Pembicaraan Panglima TNI dan Kapolri Soal KKB Papua, Ada Pola Penanganan Baru

Editor: Finneke Wolajan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis 4 Februari 2021.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pembicaraan tentang KKB Papua antara Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terungkap.

Kunjungan ke Papua pada Jumat (7/5/2021) ini terkait penanganan Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB ) Papua yang aksinya semakin beringas setelah diberi label teroris

Dalam kunjungan itu Panglima TNI dan Kapolri melakukan pertemuan tertutup dengan Kapolda Papua, Pangdam XVII/Cenderawasih dan seluruh satgas di Timika, Kabupaten Mimika, Papua

Selain itu, mereka juga melakukan pertemuan dengan para tokoh masyarakat, akademisi dan Komnas HAM.

Namun selesai pertemuan tersebut, baik Panglima TNI maupun Kapolri tidak memberi keterangan pers kepada awak media yang sudah menunggu di luar gedung pertemuan.

Keterangan baru didapatkan dari Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri. 

Menurut Mathius, kedatangan Panglima TNI dan Kapolri ke Papua untuk membahas penanganan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

"Memberi arahan untuk penanganan dan penegakan hukum di tanah Papua karena semua perkuatannya on the spot-nya di Timika sehingga Panglima TNI dan Kapolri berkunjung ke sini untuk melihat sejauh mana Satgas Nemangkawi bertindak dan bagaimana konsep penanganan berikutnya," ujarnya di Timika, Jumat malam.

Fakhiri mengakui nantinya akan ada pola baru terkait penanganan KKB.

Hanya saja, ia tidak merinci pola seperti apa yang akan dipakai.

"Salah satu bagian yang beliau sampaikan, tapi tentunya pola penanganan itu kita masih menunggu petunjuk dari Mabes Polri, mudah-mudahan kalau minggu depan sudah keluar, kita akan melakukan penyesuaian," kata dia.

Kemudian, proses penindakan KKB akan di bawah satuan kewilayahan.


Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat berkunjung ke Papua (HO)

"Pola tindak tetap sama, tapi dari yang tadinya dari pusat itu akan diserahkan ke (satuan) kewilayahan, yaitu Polda dan Kodam," kata Fakhiri.

Terkait pertemuan dengan tokoh masyarakat, akademisi dan Komnas HAM, Fakhiri menyebut hal tersebut lebih untuk meminta saran bagaimana cara terbaik menangani KKB.

Panglima TNI dan Kapolri, sambung Fakhiri, ingin lebih berhati-hati dalam penanganan KKB agar masalah yang ada bisa selesai tanpa menyisakan dendam.

"Koordinasi dengan akademisi, Komnas HAM dan tokoh masyarakat itu semua integral karena kita perlu saran dan masukan untuk melakukan tindakan yang pas. Ini sedang berproses, tentu Kapolri dan Panglima TNI berhati-hati melaksanakan hal itu," kata Fakhiri.

Tak Ada Pengerahan Pasukan  Khusus


Irjen Mathius D Fakhiri Buru KKB Papua Jhony Botak hingga Terjepit (tribratanews.polri.go.id)

Di bagian lain Irjen Mathius D Fakhiri membantah adanya pengerahan pasukan khusus ke Papua.

Menurut dia, belum ada perintah dari Kapolri maupun Panglima TNI terkait hal itu. 

"Tidak ada pasukan khusus datang ke Papua, itu orang suka membesar-besarkan saja," ujarnya kepada Kompas.com di Timika, Jumat (7/5/2021).

Sejauh ini, sambung Fakhiri, keberadaan pasukan khusus belum diperlukan untuk menangani KKB.

Menurut dia, keberadaan pasukan bawah kendali operasi (BKO) sudah memadai untuk menangani KKB.

"Perkuatan yang sudah diperbantukan di Papua itu yang sedang bertugas, kalau pun nanti ada rotasi itu rotasi rutin," kata dia.

Sebelumnya Fakhiri juga sempat menegaskan, walau saat ini KKB sudah dilabeli sebagai organisasi teroris, namun pola penanganannya belum akan berubah.

Aparat keamanan akan sebisa mungkin mengedepankan pendekatan kesejahteraan sebelum melakukan penindakan hukum.

"Kita tetap mengedepankan pendekatan kesejahteraan. Tentunya sebagai Kapolda dalam menyikapi keputusan pemerintah tentu kita laksanakan, tetapi tetap berpedoman terhadap apa yang sudah kita lakukan karena disitu penegakan hukum telah dilaksanakan," ujarnya.

Kepala daerah, sambung Fakhiri, memiliki peran sangat penting untuk bisa mendekati KKB secara kemanusiaan.

Sebagai perwakilan pemerintah pusat yang dipilih langsung oleh masyarakat, para bupati diyakininya memiliki hubungan emosional lebih dibandingkan dengan aparat keamanan.

"Kita melakukan soft aproach dengan mendekati semua elemen masyarakat, pemerintah daerah di titik-titik krusial kita usahakan agar mereka di depan dengan mengambil langkah kongkrit dalam melakukan penggalangan untuk menarik mereka (anggota KKB) keluar," kata Fakhiri.

Kabar 'Pasukan Setan' ke Papua

Sebelumnya, ramai dikabarkan para prajurit TNI berjuluk 'Pasukan Setan' segera berhadapan dengan KKB Papua.

Diketahui, TNI akan segera mengirimkan 400 prajurit dari Yonif 315/Garuda ke Papua dalam rangka Satuan Tugas Pengamanan Daerah Rawan ( Satgas Pamrahwan).

Menurut sejarahnya yang dilansir dari Wikipedia, Yonif 315/Garuda dulu diberi julukan 'Pasukan Setan'.

Menanggapi keberangkatan pasukan Yonif 315/Garuda ke Papua, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo membeberkan sosok pasukan tersebut.

Dalam tayangan Kabar Petang yang diunggah di channel youtube tvOneNews, Gatot mengungkap bahwa prajurit Yonif 315/Garuda tidak pernah pamer menunjukkan kehebatannya.

"Saya yakin yang mengatakan pasukan Batalyon 315 setan, hebat, segala macam, bukan dari para prajurit-prajuritnya.

Saya hafal betul bahwa prajurit-prajurit (Yonif 315/Garuda) tidak pernah menunjukkan kehebatan" ujar Gatot.

Gatot juga yakin para prajurit Yonif 315/Garuda adalah sosok patriot bangsa yang rendah hati dan disiplin.

Mantan Panglima TNI tersebut membeberkan beberapa prestasi pasukan Yonif 315/Garuda, salah satunya adalah Operasi Seroja.

Prestasi -prestasi itulah yang membuat Yonif 315/Garuda begitu dikagumi kehebatannya.

"Mereka adalah orang-orang yang rendah diri, disiplin dan mempunyai jiwa-jiwa yang tinggi.

Sehingga Batalyon 315 adalah salah satu batalyon yang menorehkan tinta emas dalam operasi-operasi.

Contohnya Operasi Seroja dan perebutan (Gunung) Matabean pada saat di Timor-Timur," kata Gatot.

Jadi menurut Gatot, wajar jika julukan Pasukan Setan disematkan kepada Yonif/315.

Tapi, Gatot menggaris bawahi bahwa para prajurit Yonif/315 sama sekali tidak meminta diberi julukan sangar tersebut.

"Jadi sebutan itu pasti bukan dari batalyonnya, tapi orang lain yang menyampaikan seperti itu," ucapnya.

Berikut video selengkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto memeriksa kesiapan Satgas Yonif 315/Garuda pada Selasa (27/4/2021).

Mayjen TNI Nugroho didampingi sejumlah pejabat Kodam Siliwangi.

Di markas Gunung Batu, ia disambut oleh Danrem 061/Surya Kancana Brigjen TNI Achmad Fauzi dan Komandan Yonif 315/Garuda Letkol Inf Aryo Priyo Utomo Sudojo.

Dalam kunjungannya itu, Pangdam Siliwangi sempat mendengarkan pemaparan kesiapan personel dan material dari Danyonif 315/Garuda yang juga menjabat sebagai Dansatgas Pamrahwan.

Setelah mendengarkan pemaparan dari Danyonif 315/Garuda, Pangdam Siliwangi langsung melakukan pemeriksaan seluruh kesiapan personel dan perlengkapan tempur perorangan maupun perlengkapan Satgas yang akan dibawa ke daerah penugasan, Papua.

Pangdam III Siliwangi juga mengingatkan kepada seluruh Dankipur dan Danpos agar selalu memperhatikan anggotanya di daerah operasi.

Pangdam menyampaikan, seluruh pasukan yang ikut terlibat dalam operasi di daerah rawan harus menjaga soliditas dan nama baik satuan dan nama baik TNI.

Pangdam juga menegaskan, selama berada di daerah operasi seluruh pasukan harus saling menjaga satu sama lain, serta bertugas dengan penuh kewaspadaan.

"Seluruh prajurit Satgas Pamrahwan Yonif 315/Garuda agar Satgas Pamrahwan berangkat 400 dan kembali 400 prajurit lengkap bahkan berhasil sesuai harapan pimpinan," kata Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto.

“Selamat bertugas, kami percaya para prajurit akan mampu melaksanakan tugas dengan baik, tugasmu penuh tantangan dan rintangan, tapi kaulah prajurit pilihan untuk bisa menyelesaikan tugas dengan baik,” kata dia.

Untuk diketahui, pasukan Yonif 315/Garuda itu baru sebelumnya juga telah menjalani latihan Pratugas Operasi Satgas Pamrahwan.

Mereka digembleng selama satu bulan sejak tanggal 27 Maret 2021 lalu di Bandung.

Selama latihan pratugas operasi, seluruh prajurit tempur TNI Angkatan Darat itu dilatih untuk bertempur dan patroli di hutan.

Latihan pratugas itu diharapkan menjadi bekal bagi para prajurit TNI AD itu ketika berlaga di daerah operasi rawan seperti Papua yang tingkat ancamannya cukup tinggi.

Perlu diketahui juga, prestasi pasukan Yonif 315/Garuda sangat moncer.

Pasukan ini hampir selalu berpartisipasi dalam melibas aksi pemberontakan di Indonesia.

Mulai dari pembersihan sisa-sisa G30S/PKI, penumpasan GAM di Aceh, hingga operasi Seroja di Timor Timur.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Isi Pembicaraan Panglima TNI dan Kapolri Soal KKB Papua Terungkap, Ada Pola Baru Penanganan

Berita Terkini