Sosok Tokoh

Masih Ingat Kisah Leonid Rogozov, Dokter Soviet yang Nekat Operasi Dirinya Sendiri Karena Usus Buntu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Masih Ingat Kisah Leonid Rogozov, Dokter Soviet yang Nekat Operasi Dirinya Sendiri Karena Usus Buntu

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebuah kisah fenomenal dalam dunia kesehatan datang dari Dokter Leonid Rogozov.

Leonid berhasil melakukan operasi bedah untuk mengeluarkan usus buntunya sendiri, di stasiun Soviet di Antartika.

Ia kemudian menjadi pahlawan nasional, Rogozov bahkan dibandingkan dengan Gagarin, yang melakukan penerbangan terkenalnya pada saat yang hampir bersamaan.

Gadis 14 Tahun Nembak Duda Duluan, Ibu: Terserah Neng, Ibu Sama Bapa Mah Tak bisa Beri yang Terbaik


Difa Restiasari, Leonid Ivanovich Rogozov mengoperasi dirinya sendiri.

Percaya atau tidak, operasi dokter Leonid Rogozov untuk menghilangkan usus buntunya sendiri bukanlah operasi untuk diri sendiri satu-satunya. 

Sebelumnya di pedalaman Antartika, badai salju sedang menerjang.

Sekelompok penjelajah yang sedang berada di sana tahu mereka akan menjalani bulan-bulan penuh kegelapan dan suhu dingin yang ekstrem.

Mereka telah melakukan perjalanan selama 36 hari melalui laut dari Rusia sejak 5 November 1960 untuk membangun stasiun Rusia di Antartika dan kapal baru akan kembali setahun kemudian.

Salah satu dari para penjelajah itu adalah dokter bedah dari kota Leningrad, Leonid Ivanovich Rogozov (27 tahun).

Mendadak ia mengalami rasa nyeri yang sangat tajam di bagian perutnya.

Potret Keadaan Artis Yuyun Sukawati, Alami KDRT, Dipukul, Diludah, Hingga Dicekik Suami

Pada 29 April 1961 ia menulis dalam jurnal hariannya, "Sepertinya aku mengalami usus buntu. Tapi aku tak mengatakan pada siapa pun, buat apa membuat takut yang lain? Lagi pula siapa yang bisa menolongku?."

Tak lama kemudian kondisinya terus memburuk, ia jatuh sakit, lemah, dan tidak sadarkan diri. Ada rasa nyeri seolah-seolah terbakar di bagian atas perutnya.

Rogozov tahu, jika ingin bertahan ia harus melakukan operasi atau usus buntunya akan pecah yang bisa membunuhnya.

Namun ia tak mungkin naik kapal kembali ke Rusia dalam kondisi badai salju.

Masalahnya adalah ia merupakan satu-satunya dokter di tim itu.

Halaman
123

Berita Terkini