TRIBUNMANADO.CO.ID - Di Rusia, sistem pembayaran kini lebih praktis berkat teknologi-teknologi inovatif.
Uang tunai dan kartu kredit semakin tidak diperlukan dalam kegiatan belanja. Cukup dengan kode QR atau hingga pengenalan wajah.
Cara baru berbelanja tersebut diperkenalkan di supermarket Azbuka Vkusa atau Alfabet Rasa, di Moskow.
Mengutip warta VOA Indonesia, pelanggan cukup menggunakan kode QR untuk memasuki bagian toko itu yang diberi nama "Take and Go" dan kemudian melakukan persis seperti itu: ambil makanan yang mereka inginkan dan kemudian pergi.
Tidak ada antrean di kasir, tidak ada pemindaian kode, tidak ada serah terima uang tunai atau kartu.
Teknologi memantau apa yang diambil setiap pelanggan dan memotong pembayaran yang sesuai dari akun mereka secara otomatis.
Rak-rak barang dilengkapi timbangan khusus sehingga manajer supermarket tahu persis stok apa yang ada di lantai toko pada saat tertentu.
Kamera mengawasi setiap gerakan pelanggan. Ini konsep yang mirip dengan yang dipraktikan toko Amazon Go.
"Sistem visi komputer di kamera sudah lama eksis. Begitu pun timbangan yang terhubung dengan jaringan dalam toko. Tapi membuatnya berfungsi secara bersama-sama merupakan hal yang baru,” papar Sergey Cherednikov, manajer divisi "Take and Go" Azbuka Vkusa.
“Bayangkan, timbangan mengukur berat, kamera memonitor pelanggan, dan komputer mengalkulasi pengeluaran pelanggan,” lanjut dia.
“Perusahaan perintis yang menjalin kerja sama dengan kami menghubungkan semua teknologi ini. Mereka menggagaskan ide ini dan kami menyempurnakannya," kata dia.
Toko tersebut dibuka tahun lalu di kawasan bisnis Moskow.
Sejauh ini, teknologi ini belum begitu populer, dan jaringan supermarket Azbuka Vkusa belum berencana memperluas penggunaannya.
Kafe Prime, juga di Moskow, merangkul jenis teknologi pembayaran inovatif baru.
Kafe ini memanfaatkan teknologi pengenalan wajah untuk memudahkan para pelanggan membayar makanan dan minuman yang mereka beli.
Mereka harus mengunduh aplikasi dan memasukkan informasi biometrik mereka untuk memulai opsi pembayaran ini.
Penggunaan teknologi cukup menjanjikan, mungkin karena kafe itu paling tidak menawarkan diskon 20 persen untuk siapa saja yang menggunakan metode tersebut.
Amina Debergadzhieva, pelanggan kafe, menyatakan, teknologi ini menawarkan kenyamanan.
“Teknologi ini tidak memerlukan kartu kredit. Saya sering lupa membawa kartu kredit. Menurut saya, membayar lewat teknologi pengenalan wajah jauh lebih mudah,” komentarnya.
Maria Loshkova, direktur pemasaran Kafe Prime, mengatakan, pandemi adalah saat yang tepat untuk memanfatkan teknologi pengenalan wajah.
"Banyak yang bilang itu keren, karena saat itu semua orang takut menyentuh apa pun, mereka menganggap ini sebagai respons kami terhadap pandemi,” kata Maria.
“Beberapa orang menolak karena teknologi biometrik tidak nyaman bagi mereka. Yang lain menjawab 'oke, tidak ada salahnya menggunakan wajah untuk mendapatkan diskon'," jelas dia.
Tetapi beberapa ahli memperingatkan, teknologi ini menawarkan ancaman keamanan.
Pavel Krivozubov, Kepala Bagian Robot dan Kecerdasan Buatan di Yayasan Skolkovo, sebuah pusat pengembangan teknologi yang berbasis di Moskow, mengatakan, mungkin rumit untuk menghentikan penipu yang memiliki akses ke data biometrik.
“Bayangkan jika nomor kartu kredit atau kode QR bocor. Kartu bisa diblokir, dan kode QR bisa diperbarui. Tapi wajah tidak bisa diperbarui. Jika data biometriknya bocor, itu akan berdampak signifikan. Ini yang harus dipikirkan," imbuh Krivozubov. (*)
Baca juga: Kenali 6 Manfaat Jahe, Bisa Membantu Mengobati Alzheimer
Baca juga: Deretan Tradisi Perayaan Paskah di Seluruh Dunia: Yerusalem hingga Vatikan
Baca juga: Detik-detik Pejabat AS Buka Baju, Protes Sentimen Anti Asia-Amerika, Lee Wong Pamerkan Luka Perang