"Alasannya sangat sederhana. Di Pancis kami terbiasa punya nama panggilan singkat," terang Bernard Chane.
"Nama 'Joko Widodo' terlalu panjang buat saya. Kemudian saya tanya ke beliau, "kalau tidak keberetan, boleh saya panggil 'Jokowi' saja?" Dan, begitulah awal ceritanya," tambahnya.
Ketika ditanya mengenai perasaannya nama panggilan ' Jokowi' jadi dipakai semua orang, Bernard Chene menjawab tidak apa-apa.
Bernard Chene mengatakan ikut senang jika panggilan yang dibuatnya digunakan oleh banyak orang.
"Nama ini awalnya hanya di antara saya dan dia," jelas Bernard Chene.
"Sekarang, semua orang memanggilnya dengan nama itu. Bagus, tidak apa-apa."
"Saya tidak kenapa-kenapa, senang tidak sedih juga tidak, yah mungkin sedikit senang sih, karena kan saya yang membuatnya. Bagus."
Bernard Chene bertemu pertama kali dengan Jokowi pada pertengahan tahun 1999, di Solo.
Ia terkesan dengan kedewasaan seorang Jokowi.
Selain itu, Bernard Chene juga menilai Jokowi merupakan orang yang sangat pintar dan ada semangat hidup.
"Saat itu saya sangat terkesan dengan kedewasaannya," tutur Bernard Chene
"Dari matanya terlihat kalau ia sangat pintar dan penuh gairah hidup," imbuhnya.
Melalui Bernard, Jokowi merambah ekspor meubel ke Eropa, kemudian menjadi sahabat.
Perjalanan hidup