Gempa Masih Jadi Monster di Indonesia
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono pernah mengatakan gempa bumi hingga kini masih menjadi momok bagi masyarakat Indonesia.
Pasalnya, kata dia, gempa selalu makan total ribuan korban di sejumlah daerah Indonesia.
"Kita trauma kenapa? Karena (gempa) itu jadi monster menyebabkan meninggal 500, 2500, 6500. Coba lihat gempa 1800-1900-an di Indonesia itu semua persis seperti gempa pada 2018.
Enggak ada perubahan," ujar Daryono di Graha BNPB, Jakarta Pusat, Kamis (21/2).
Merujuk pada data BNPB, gempa dan tsunami di menjadi bencana pemakan jiwa terbanyak di Indonesia.
Setidaknya, sekitar 3.475 orang meninggal dunia sepanjang 2018 akibat gempa dan tsunami.
Menurutnya, hal itu tetap sama memakan banyak korban jiwa dan meluluhlantakkan bangunan akibat belum adanya mitigasi struktural menyeluruh di Indonesia.
Untuk mewujudkan mitigasi tersebut, kata dia, seharusnya melibatkan komitmen dan keseriusan pemerintah beserta masyarakat.
Dimulai dari Kobe
Salah satu gempa bumi terburuk yang dialami Jepang pada abad ke-20 terjadi pada 17 Januari 1995.
Saat itu sekitar pukul 5.45 pagi, gempa bumi berkekuatan 6,9 skala richter mengguncang daerah bagian selatan Prefektur Hyōgo selama 20 detik.
Kobe adalah kota besar berpenduduk padat yang paling dekat dengan pusat gempa.
Akibatnya, dari sekitar 4.600 dari 6.434 korban jiwa berasal dari Kobe.
Sadar betul akan dampak destruktif dari gempa bumi, Jepang segera melakukan evaluasi besar-besaran.