TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang wanita bagikan kisah pilu yang harus ia jalani.
Sepintas Nisa terlihat seperti orang pada umumnya.
Namun ternyata ia mengidap sindrom piriformis.
Akibat duduk selama lebih dari 15 jam dalam sehari dan tidak pernah olahraga, gadis ini didiagnosa mengidap sindrom piriformis.
• AHY Bertemu JK, Minta Saran Soal Partai Demokrat, Singgung Soal Regenerasi dan Bersabar
Video yang menceritakan pengalamannya mengidap sindrom piriformis tersebut pun viral di TikTok.
Diunggah oleh akun TikTok @nisaaod pada Kamis (4/3/2021) kemarin.
Hingga kini, Minggu (14/3/2021) video tersebut telah ditonton sebayak 829,2 ribu kali dan disukai oleh 111,3 ribu pengguna TikTok.
Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, pengunggah bernama Waode Nur Anisa.
Melalui video tersebut, Nisa pun memberikan pesan, bahwa sesuatu yang berlebihan hasilnya akan tidak baik.
Seperti yang telah dilakukannya selama ini, belajar berlebihan, duduk terlalu lama, tidak olahraga, hingga kurang tidur, malah membuatnya mengidap sindrom piriformis.
Ia pun menyarankan agar duduk tidak terlalu lama bahkan sampai berlebihan.
Terutama bagi yang sedang melakukan kegiatan sekolah dan kuliah online.
"Duduk lama itu boleh tp jagan berlebihan. Terutama untuk teman teman yang sedang melakukan kegiatan sekolah dan kuliah online."
"Tidak di pungkiri bahwa teman teman akan duduk lama untuk mendengarkan dosen selama kuliah, mengerjakan tugas dan mungkin melakukakan aktifitas lainnnya dgan duduk. Jadi saran saya kalau duduknya sudah terlalu lama selingi lagi dengan berdiri dan selingi dengan perenggangan otot," kata Nisa kepada Tribunnews.com, Sabtu (14/3/2021).
• Rekrut Eks Pelatih Nasional Atletik, KONI Kabupaten Sangihe Dapat Pujian Bupati Jabes Gaghana
Mengidap Sindrom Piriformis Sejak Juni 2020
Nisa mengatakan, mengidap sindrom piriformis sejak bulan Juni 2020 lalu.
Pada awal Juni lalu, Nisa mengaku hanya sedikit merasakan sakit dan datangnya sakit hanya dua kali dalam sebulan.
Namun lama-kelamaan sekitar Agustus hingga November sakitnya malah makin terasa.
"Awalnya bulan Juni itu sakitnya masih dikit banget, sakitnya itu datangnya cuma dua kali sebulan kurang lebih. Tapi lama kelamaan sekitar bulan Agustus-November gitu makin terasa."
"Hampir tiap hari kalau saya kuliah dan kerjain tugas sambil duduk gitu mulai terasa sakitnya. Kalau lama duduk akhirnya kadang saya belajarnya diselingin gitu kadang sambil baring kalau udah kelamaan duduk," kata Nisa.
Pada saat liburan semester ia juga berpikiran rasa sakitnya akan berkurang karena punya lebih banyak waktu untuk berbaring.
Namun tak disangka, rasa sakit itu tetap ada ketika Nisa berbaring.
"Saya pikirnya ini sakit karena kebanyakan belajar sambil duduk kan. Akhirnya bulan Desember gitu saya libur semester dan disitu agak lama liburnya jadi pasti lebih banyak waktu untuk rebahan."
"Dan saya pikirnya pasti sakitnya ini hilang kalau saya lebih banyak baring. Eh ternyata saya salah, sakit dan nyerinya itu tetap ada ketika saya baring," ungkap gadis asal Bau-Bau, Sulawesi Tenggara ini.
Rasa nyeri yang dirasakan terasa hingga kaki, bahkan Nisa kadang merasa kakinya pegal walau tidak melakukan aktivitas apapun.
Ketika berdiri terlalu lama, Nisa juga merasakan rasa sakit di bagian lutut hingga telapak kaki.
Beruntung sindrom piriformis yang diidap Nisa masih belum parah.
Setelah sering merasakan nyeri, akhirnya Nisa memutuskan untuk memeriksakannya ke dokter.
"Kebetulan sindrom piriformis yang saya alami ini belum terlalu parah, jadi rasa sakitnya itu kaya nyeri ketika duduk lebih dari 5 menit."
"Awalnya saya bisa duduk lebih dari 20 jam, sekarang boro-boro sejam, 5 menit aja udah nyeri sekali. Akhirnya saya memutuskan untuk memeriksakan ke doker sekitar bulan Februari 2021," terang Nisa.
• AKP R Pakaya Pimpin Polsek Tabukan Selatan, Iptu Dicky Onthoni di Polsek Tabukan Utara
Penyebab Sindrom Piriformis yang Diidap Nisa
Menurut dokter spesialis medik yang merawat Nisa, sindrom piriformis yang dialaminya disebabkan karena duduk terlalu lama.
Sehingga membuat otot piriformis Nisa tertekan.
Ia pun kini hanya bisa menyesal karena dulu terlalu berlebihan dalam belajar.
"Penyebabnya itu kata dokter spesialis medik saya, karena sya duduk terlalu lama yang mengakibatkan otot priformis saya tertekan sekali. Jadi itulah sekarang saya seperti nyesal banget belajar berlebihan gitu," tuturnya.
Nisa menjelaskan sindrom piriformis adalah gangguan neuromuskular yang terjadi karena saraf sciatica (nervus ischiadicus) terkompresi atau teriritasi oleh otot piriformis.
Sehingga menimbulkan nyeri, kesemutan, pada area pantat sampai perjalanan saraf sciatica.
Hasil Rontgen Tunjukkan Otot Nisa Terlihat, Lurus, Tegang dan Memendek
Saat memeriksakan ke dokter spesialis tulang kondisi Nisa dinilai baik-baik saja.
Hingga disarankan untuk melakukan rontgen tulang belakang hingga pantat.
Hasil rontgen juga disebut baik-baik saja oleh dokter dan tidak ada kelainan.
Nisa pun hanya diberikan obat pereda nyeri saja.
Namun karena merasa belum yakin dengan hasil pemeriksaan, Nisa melakukan pemeriksaan kembali ke dokter spesialis rehabilitasi medik.
"Jadi teman saya sarankan untuk ke dokter spesialis rehabilitasi medik. Dan setelah saya ke dokter itu dan dokter itu meminta hasil rontgen foto saya dia sangat kaget."
"Karena hasilnya otot saya lurus semua seperti tegang dan memendek gitu. Dokter menyarankan untuk memberikan terapi untuk memperbaiki otot saya," ungkap Nisa.
Kendari demikian, Nisa mengaku lega karena bisa mengetahui penyakitnya dengan diagnosis yang lebih jelas.
Jalani Terapi untuk Proses Penyembuhan
Untuk bisa sembuh Nisa pun melakukan terapi yang diberikan oleh dokternya.
Terapi yang dibantu oleh fisioterapi tersebut terdiri dari beberapa pengobatan.
Di antaranya terapi pemanasan menggunakan beberapa alat, massage di bagian yang sering nyeri.
"Sekarang saya menjalani terapi yang diberikan oleh dokter saya yaitu terapi yang dibantu oleh fisioterapi, yang terdiri dari beberapa pengobatan. Seperti pemanasan dari alat gitu, massage gitu di bagian yang sering nyeri, dan ada beberapa alat lainnya," ujar Nisa.
Setelah melakukan terapi selama kurang lebih sebulan, Nisa mengaku rasa nyeri yang dialaminya sudah mulai berkurang.
"Saya terapinya sudah kurang lebih satu bulan. Tetapi nyerinya masih terasa tapi sudah sangat berkurang dari sebelumnya," imbuhnya.
Bertukar Banyak Cerita dengan Banyak Orang di TikTok
Setelah mengunggah video pengalamannya dalam mengidap sindrom piriformis, ternyata banyak orang yang berkomentar mengalami hal yang sama.
Bahkan beberapa ada yang sudah parah hingga memerlukan bantuan tongkat untuk berjalan.
"Saya sempat bertukar banyak cerita dengan orang orang yang mengalami penyakit seperti saya di Tiktok. Tetapi mereka menunda mengobatinya sampai sakitnya benar-benar terasa,"
"Dan sekarang sudah ada yang terapi lebih dari 3 tahun ada yang 6 bulan juga bahkan sudah ada yang menggunakann tongkat untuk bantu jalan," tuturnya.
Terakhir Nisa pun kembali mengingatkan untuk tidak melakukan sesuatu dengan berlebihan.
"Jadi sekali lagi pesan saya untuk teman teman semua ingat sesuatu yang berlebihan itu sangat tidak baik," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul VIRAL Kisah Perjuangan Gadis Idap Sindrom Piriformis, Beri Pesan: yang Berlebihan Itu Tidak Baik