Dia berkata memang yang lebih powerful adalah dunia politik. Tantangannya adalah dunia jurnalistik mengedepankan keberimbangan.
Sementara dunia politik mengedepankan kepentingan, khususnya kepentingan kelompok.
“Namun saya melihat, ada kepentingan mulia yang bisa 'ditunggangi' lewat politik, yakni kepentingan rakyat.
Tentu ada caranya ada strategi. Dan ada taktik. Itulah tantangannya,” katanya sembari tersenyum ramah.
Begie menambahkan, tantangan kerja selalu ada dalam segala bidang.
Dan dirinya merasakan hal tersebut dengan jelas, sebab tantangan kerja dan sensasi dari dua bidang yang ia geluti jelas berbeda.
“Harus saya jawab memang berbeda. Soal suka duka kedua dunia, saya rasa akan panjang sekali saya menjawab.
Tapi begini saja, saya jawab dengan jawaban lain, bahwa pengalaman di dunia jurnalistik amat membantu tatkala sudah terjun ke politik.
Kebiasaan mencatat, memverifikasi informasi, dan berita yang berorientasi pada kepentingan publik/rakyat itu terbawa saat sudah menjadi politikus.
Kebiasaan turun meliput ikut terbawa ke kebiasaan turun langsung bertemu 'Face to Face' dan melihat obrolan langsung di lapangan,” jelasnya di akhir pertemuan bersama penulis.
Hingga kini Egi masih sering menulis dan “melemparkan” tulisannya ke media online yang bersedia untuk memuat karyanya.
“Masih sering menulis, sudah jadi semacam kebiasaan. Bahkan ketika ‘hearing’ atau rapat apapun itu, memo saya sampai penuh dengan catatan.
Biasanya hanya dalam bentuk steno, jadi kalau ada yang lihat, biasanya mereka bingung,” kekehnya.
Baca juga: VIRAL Pak Eko Diamuk Massa Perangkat Desa Usai Posting Jalan Rusak di Facebook: Jangan Nantang Kamu
YOUTUBE TRIBUN MANADO: