Kasus Ekspor Benih Lobster

Baru Jadi Sekretaris Pribadi, Fidya Ajukan Permohonan Tempat Tinggal, Edhy Prabowo Langsung Setuju

Editor: Ventrico Nonutu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Menteri Perikanan dan Kelautan Edhy Prabowo berjalan menuju mobil tahanan usai diperiksa di gedung KPK, Jakarta, Kamis (21/1/2021).

TRIBUNMANADO.CO.ID - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo disebut menyetujui pembiayaan apartemen untuk sekretaris pribadi wanita bernama Fidya Yusri.

Hal tersebut diungkapkan oleh sekretaris pribadi Edhy Prabowo, Amiril Mukminin.

Amiril mengungkapkan hal itu saat dirinya menjadi saksi dalam persidangan kasus dugaan suap izin ekspor benih lobster atau benur, dengan terdakwa pemilik PT Dua Putera Perkasa Pratama (DPPP) Suharjito, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (10/3/2021).

Baca juga: KABAR GEMBIRA, Kuota Internet Gratis Mulai Disalurkan Hari Ini, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Baca juga: Ramalan Zodiak Besok Jumat 12 Maret 2021, Sagitarius Hari Menyenangkan, Aquarius akan Tau Segalanya

Ia menyebutkan bahwa biaya apartemen tersebut senilai Rp 160 juta per tahun.

"(Penyewaan) apartemen Fidya atas perintah menteri (Edhy Prabowo)?" Tanya jaksa.

Amiril menyebut Fidya yang mengajukan biaya sewa tempat tinggal kepada Edhy melalui dirinya.


(Foto: Edhy Prabowo membiayai penyewaan apartemen sekretaris pribadi wanita bernama Fidya Yusri.)

Amiril mengaku Edhy menyetujuinya, dan mencarikan apartemen yang tak jauh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

"Dia (Fidya) baru (menjadi sespri Edhy), pada saat itu dia mengajukan ke saya, 'pak bagaimana, ya, saya sudah seminggu di sini, tinggal di hotel."

"Dia bilang 'kalau ada kompensasi dari Bapak (Edhy) saya mau mengajukan kos atau apa."

"Itu bulan pertama, saya sampaikan ke Pak Menteri dan Bapak acc itu, saya langsung carikan yang terdekat," beber Amiril.

Amiril mengaku akhirnya meminta Fidya tinggal di Apartemen Menteng Park.

Biaya sewa apartemen tersebut mencapai Rp160 juta per tahun.

"Minta dibantu, karena dia baru kerja."

"Di Menteng Park, Fidya itu dua kamar Rp 160 juta per tahun," tutur Amiril.

Amiril mengaku uang yang dia pakai membiayai sewa apartemen didapat dari Direktur Utama PT Aero Citra Kargo (ACK) Amri.


(Foto: Edhy Prabowo membiayai penyewaan apartemen sekretaris pribadi wanita bernama Fidya Yusri.)

PT ACK merupakan perusahaan jasa angkut benih lobster.

"(Duit) dari Pak Amri, saya bayar cash dari Amri," ucapnya.

Pemilik PT DPPP Suharjito didakwa memberikan suap senilai total Rp 2,1 miliar, yang terdiri dari 103.000 ribu dolar AS (setara Rp1,44 miliar) dan Rp 706,05 juta, kepada Edhy Prabowo.

Suap diberikan melalui perantaraan Safri dan Andreau Misanta selaku staf khusus Edhy, dan Amiril Mukminin selaku sekretaris pribadi Edhy.

Lalu, Ainul Faqih selaku staf pribadi istri Edhy yang juga anggota DPR, Iis Rosita, dan Siswadhi Pranoto Loe selaku Komisaris PT Perishable Logistics Indonesia (PLI) sekaligus pendiri PT Aero Citra Kargo (ACK).

PT DPPP adalah perusahaan yang bergerak di bidang ekspor dan impor produk pangan, antara lain benih bening lobster (BBL), daging ayam, daging sapi, dan daging ikan.

"Pada April 2020, Amiril Mukminin atas permintaan Edhy Prabowo mencari perusahaan jasa pengiriman kargo (freight forwarding) yang akan digunakan untuk project ekspor BBL."

"Dan didapat perusahaan PT Aero Citra Kargo milik Siswadhi Pranoto Loe," kata jaksa penuntut umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Zainal Abidin.

Atas perbuatannya, Suharjito diancam pidana dengan pasal 5 ayat 1 huruf a atau pasal 13 UU 31/1999 sebagaimana diubah dengan UU No 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 64 ayat 1 KUHP.

Dalam kasusnya, Edhy Prabowo diduga melalui staf khususnya mengarahkan para calon eksportir untuk menggunakan PT ACK bila ingin melakukan ekspor.

Salah satunya adalah perusahaan yang dipimpin Suharjito.

Perusahaan PT ACK itu diduga merupakan satu-satunya forwarder ekspor benih lobster yang sudah disepakati dan dapat restu dari Edhy.

PT ACK diduga memonopoli bisnis kargo ekspor benur atas restu Edhy Prabowo dengan tarif Rp 1.800 per ekor.

Dalam menjalankan monopoli bisnis kargo tersebut, PT ACK menggunakan PT Perishable Logistics Indonesia (PLI) sebagai operator lapangan pengiriman benur ke luar negeri.

Para calon eksportir kemudian diduga menyetor sejumlah uang ke rekening perusahaan itu agar bisa ekspor.

Uang yang terkumpul diduga digunakan untuk kepentingan Edhy Prabowo dan istrinya, Iis Rosyati Dewi, untuk belanja barang mewah di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat pada 21-23 November 2020.

Sekitar Rp750 juta digunakan untuk membeli jam tangan Rolex, tas Tumi dan Louis Vuitton, serta baju Old Navy.

Edhy diduga menerima uang Rp 3,4 miliar melalui kartu ATM yang dipegang staf istrinya.

Ia juga diduga pernah menerima 100 ribu dolar AS yang diduga terkait suap.

Ada pun total uang dalam rekening penampung suap Edhy Prabowo mencapai Rp 9,8 miliar. 

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Sespri Wanita Baru Kerja Sebulan, Edhy Prabowo Biayai Sewa Apartemennya Rp 160 Juta per Tahun

https://wartakota.tribunnews.com/2021/03/11/sespri-wanita-baru-kerja-sebulan-edhy-prabowo-biayai-sewa-apartemennya-rp-160-juta-per-tahun?page=all

Berita Terkini