Berita Heboh

Reaksi AHY Dengar Kesaksian Kader Demokrat yang Ikut KLB, Dijanjikan Rp 100 Juta, Banyak Berontak

Editor: Alexander Pattyranie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana saat Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin (kanan) hadir dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di The Hill Hotel Sibolangit, Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021). Seorang kader Partai Demokrat, Gerald Piter menyebut telah dijanjikan mendapatkan uang Rp 100 juta untuk ikut KLB Demokrat. Namun ia hanya mendapatkan Rp 5 juta.

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Reaksi AHY saat Dengar Kesaksian Kader Demokrat yang Ikut KLB tak bisa disembunyikan.

Ia tertawa mendengar kesaksian ini.

Pasalnya, mereka Dijanjikan Rp 100 Juta.

TONTON JUGA :

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak bisa menahan tawanya mendengar kesaksian salah satu kader yang mengikuti Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara.

Dalam acara itu, AHY menampilkan salah satu testimoni dari mantan Wakil Ketua DPC Partai Demokrat, Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara, Gerald Piter Runtuthomas.

Gerald menuturkan sempat ingin memberontak dan mengancam ingin pergi dari KLB.

Diketahui, ia ingin memberontak karena tidak mendapatkan sejumlah nominal yang telah dijanjikan.

Ia menyebut, dirinya telah dijanjikan mendapatkan uang Rp 100 juta.

Namun ia hanya mendapatkan Rp 5 juta.

"Saya ikut (KLB) karena diiming-imingi uang besar Rp 100 juta."

"Kalau sudah tiba di lokasi akan dapat 25 persen, yaitu Rp 25 juta. Selesai KLB akan dapat sisanya Rp 75 juta."

"Tapi nyatanya kita cuma dapat uang Rp 5 juta," ujar Gerald dalam video yang ditampilkan AHY, sebagaimana diwartakan oleh Tribunnews.com, Senin (8/3/2021).

Adapun kader-kader daerah yang memberontak berasal dari Maluku, Papua, lalu Sulawesi Utara.

Akan tetapi pemberontakan itu akhirnya tak berlanjut karena adanya tambahan uang dari mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin sebanyak Rp 5 juta.

"Pada akhirnya saya hanya mendapatkan uang Rp 5 juta dari hasil KLB."

"Kami memberontak karena tidak sesuai harapan, (tapi) tiba-tiba dipanggil dan ditambahkan uang Rp 5 juta oleh Bapak M Nazaruddin," kata Gerald.

Tak pelak, pengakuan dari Gerald ini membuat para kader yang hadir di jumpa pers sore ini tertawa, termasuk AHY.

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkap testimoni kader yang mengikuti Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara.

Pengakuan Kader Demokrat Diiming-imingi Rp 100 Juta untuk Ikut KLB, tapi Hanya Terima Rp 5 Juta

AHY menampilkan salah satu testimoni dari mantan Wakil Ketua DPC Partai Demokrat, Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara, Gerald Piter Runtuthomas.

Pada testimoni tersebut, Gerald menuturkan sempat ingin memberontak dan mengancam ingin pergi dari KLB.

Diketahui, ia ingin memberontak karena tidak mendapatkan sejumlah nominal yang telah dijanjikan.

Ia menyebut, dirinya telah dijanjikan mendapatkan uang Rp 100 juta.

Namun ia hanya mendapatkan Rp 5 juta.

"Saya ikut (KLB) karena diiming-imingi uang besar Rp 100 juta."

"Kalau sudah tiba di lokasi akan dapat 25 persen, yaitu Rp 25 juta. Selesai KLB akan dapat sisanya Rp 75 juta."

"Tapi nyatanya kita cuma dapat uang Rp 5 juta," ujar Gerald dalam video yang ditampilkan AHY, sebagaimana diwartakan oleh Tribunnews.com, Senin (8/3/2021).

Adapun kader-kader daerah yang memberontak berasal dari Maluku, Papua, lalu Sulawesi Utara.

Akan tetapi pemberontakan itu akhirnya tak berlanjut karena adanya tambahan uang dari mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin sebanyak Rp 5 juta.

"Pada akhirnya saya hanya mendapatkan uang Rp 5 juta dari hasil KLB."

"Kami memberontak karena tidak sesuai harapan, (tapi) tiba-tiba dipanggil dan ditambahkan uang Rp 5 juta oleh Bapak M Nazaruddin," kata Gerald.

Pengakuan dari Ketua DPC Demokrat Kabupaten Pekalongan

Sebelumnya, terdapat pengakuan dari salah satu kader, yaitu ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Pekalongan, Mashadi.

Ia mengaku diajak ikut KLB oleh dua mantan Ketua DPC Partai Demokrat di Jawa Tengah (Jateng).

Mashadi menyebut, ia diajak oleh salah satu mantan ketua DPC dan mengatakan akan memberikan sejumlah uang kepada dirinya.

"Saya ditawari untuk bergabung mengikuti KLB dengan iming-iming uang DP (down payment) Rp 30 juta,"

"Langsung, kalau saya mau langsung tanda tangan maka uang diserahkan," ujarnya dikutip dari kanal YouTube Kompas.com, Sabtu (6/3/2021).

Mashadi bersaksi, ia dirayu dengan berbagai dalih agar bersedia menghadiri acara tersebut.

"Berkali-kali saya dibujuk rayu dengan berbagai dalih, bahwa saya nanti akan diganti, dan lain sebagainya," ungkapnya.

Namun, Mashadi mengaku, dirinya menolak ajakan tersebut.

"Tapi saya tetep bersihkukuh satu tujuan, mendukung AHY (Agus Harimurti Yudhoyono)," ucapnya.

Moeldoko Terpilih Jadi Ketua Umum Demokrat

Diberitakan sebelumnya, KLB yang telah berlangsung pada Jumat (5/3/2021) diagendakan untuk memutuskan nama calon pimpinan atau ketua umum Partai Demokrat.

KLB akhirnya menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum.

Setelah disepakati, Majelis Sidang KLB menghubungi Moeldoko via telepon.

"Walaupun sudah memberikan kepercayaan kepada saya, tapi saya ingin memastikan keseriusan teman-teman semua," ujar Moeldoko diwartakan oleh Tribunmedan.com.

Kemudian para peserta KLB menyatakan serius untuk mendukung, sehingga Moledoko pun menerima.

"Baik, saya terima menjadi Ketua Umum Demokrat," ungkap mantan Panglima TNI tersebut.

Pengamat Sebut Tindakan Moeldoko Sangat tidak Etis

Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P-LIPI) Firman Noor menilai, tindakan yang dilakukan Moeldoko sangat tidak etis dalam perpolitikan nasional.

Kendati demikian, ia memahami bahwa kesalahan tersebut tentu tidak hanya dari Moeldoko, tetapi pihak internal partai yang membuka jalan untuk mantan Panglima TNI tersebut.

"Untuk Pak Moeldoko jangan begitulah, seharusnya ya tidak memanfaatkan kekisruhan rumah tangga orang, sebetulnya sangat tidak etis begitu," ucapnya di lansir oleh Kompas.com.

Selain itu, Firman menilai, Moeldoko tidak menunjukkan sikap kenegarawanannya untuk berupaya mendirikan partai politik sendiri guna memperjuangkan visi dan misi.

Moeldoko, kata dia, lebih memilih untuk membajak partai politik yang sudah ada.

Menurut Firman, manuver Moeldoko untuk menduduki jabatan di Partai Demokrat sudah terbaca sejak awal munculnya kisruh di internal partai itu.

Namun demikian, ia memahami bahwa kesalahan tersebut tentu tidak hanya dari Moeldoko, tetapi pihak internal partai yang membuka jalan untuk mantan Panglima TNI tersebut.

(Tribunsolo.com/Hanang Yuwono/Tribunnews.com/Ranum KumalaDewi/)

BERITA TERPOPULER :

Baca juga: Ketahuan Istri Sah Selingkuh hingga Nikahi Pelakor, Nasib Karier PNS Ini Langsung Amblas

Baca juga: Ingat Artis Dina Lorenza? Sebelum Meninggal Sang Artis Mengaku Ingin Menikah Lagi, Begini Kabarnya

Baca juga: DPC Demokrat Bolmut Nyatakan Sikap Dukung KLB Moeldoko Sebagai Ketum Partai Demokrat

TONTON JUGA :

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul AHY Tertawa Dengar Kesaksian Kader Demokrat: Dijanjikan Rp 100 Juta Ikut KLB, Cuma Terima Rp 5 Juta

https://solo.tribunnews.com/2021/03/09/ahy-tertawa-dengar-kesaksian-kader-demokrat-dijanjikan-rp-100-juta-ikut-klb-cuma-terima-rp-5-juta?page=all.

Editor: Hanang Yuwono

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengakuan Kader Demokrat Diiming-imingi Rp 100 Juta untuk Ikut KLB, tapi Hanya Terima Rp 5 Juta

https://www.tribunnews.com/nasional/2021/03/09/pengakuan-kader-demokrat-diiming-imingi-rp-100-juta-untuk-ikut-klb-tapi-hanya-terima-rp-5-juta.

Penulis: Ranum KumalaDewi

Editor: Sri Juliati

Berita Terkini