Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen - Manusia Tidak Dapat Menyelami Pekerjaan yang Dilakukan Allah

Editor: Fistel Mukuan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

Dalam perjalanannya, tidak selalu berjumpa dengan jalan mulus. Jalan terjal dan berliku harus dilewati, beberapa kali harus berada di persimpangan jalan kehidupan.

Ia harus memilih, jalan mana yang hendak dilalui. Kadang kebingungan, kelelahan.

Bahkan setelah sekian lama berlalu dan terus berjalan, tujuan tidak kunjung terlihat.

Seakan ada kabut yang menyelimuti, menghalangi pandangan.

Beberapa orangnya mulai tidak sabar. Jalan pintas menjadi godaan yang menggiurkan, meskipun paham bahwa jalan tersebut menyesatkan.

Ilustrasi renungan (internet)

Ketidaksabaran membuat seseorang berteriak lantang, "Sampai kapan?".

Bukankah ini yang sedang menjadi bisikan lirih tanpa suara, ketika kita mengingat pandemi yang seakan tanpa ujung?

Perjalanan panjang kehidupan Pengkotbah telah membuatnya kaya dengan berbagai pengalaman.

Posisinya sebagai seorang raja yang mempunyai kuasa, membuatnya mendapat akses ke semua hal. Seakan tidak ada yang tidak ia ketahui.

Kekayaan melimpah, kebijaksanaan yang dipuji banyak orang, kekuasaan yang seakan tidak berakhir dan kehidupan pribadi yang penuh dengan kenikmatan; pada akhirnya membawanya pada sebuah kesimpulan bahwa semua sia-sia, seperti upaya menjaring angin.

Ia melihat kehidupan berputar, seakan sudah ditetapkan sedemikian rupa.

Masing-masing berlaku sebagaimana adanya. Masing-masing berjalan pada waktunya sendiri-sendiri. Sampai akhirnya ia membuat kesimpulan bahwa semua akan indah pada waktunya.

Kesimpulan ini seakan membawa pembacanya untuk bersikap apatis, tidak perlu berbuat apa-apa. Karena jika saatnya tiba, dipastikan akan terjadi apa yang seharusnya terjadi.

Bak pohon mangga yang akan berbunga pada musimnya.

Baca juga: Andrei Angouw-Richard Sualang Ditetapkan oleh DPRD Manado, Ini Harapan Vicky Lumentut

Tentu bukan ini maksud kesimpulannya.

Halaman
123

Berita Terkini