Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Robert Ruddy Wongkar kepada Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bitung, mengatakan,
pihaknya sudah menyalurkan bantuan ke korban yang rumahnya ambruk terkena tanggul, Rabu (24/2/2021).
Bantuan tersebut berupa, kasur, tikar, selimut dan bahan makanan.
"Kami juga menghimbau kepada warga jangan dulu tinggal disitu,
karena amatan kami di lapangan masih beresiko dan bahaya.
Tanggulnya masih labih karena hanya pasir,
harus di buat tanggul tapi kami belum bisa melakukan itu," kata Wongkar.
Mereka melihat, tanggul yang ambruk dan mengenai
rumah milik keluarga Takalawengen - Surupatih semi permanen dari tripleks dan kayu dan Surupatih - Takaliwang rumah permanen,
saat dibangun bukan tanggul berstruktur.
Bahan dasar buat tanggul berupa spesi (semen) hanya di isi di karung,
tidak dilakukan pengecoran dan tidak membuat mal.
Sehingga terjadi persinggungan karena kontur tanah berpasir, dan ambruklah tanggul itu.
Dua rumah yang menjadi korban dengan jumlah jiwa 11 orang.
"Satu orang anak usia tiga tahun menjadi korban,
korban lainnya sempat dirawat di rumah sakit lalu kembali pulang untuk rawat jalan," tambahnya.
Dari amatan di lokasi kejadian, puing-puin tanggul yang ambruk
belum di bersihkan masih berserakan di dua rumah itu.
Sementara pemilik rumah, terpaksa mengungsi di rumah keluarga lainnya yang tidak jauh dari lokasi kejadian.
"Sudah dua malam kami tidur disini,
karena rumah kami hancur," kata Yusuf satu diantara pemilik rumah.
Kronologi Kejadian
Yusuf Surupatih (56) satu diantara korban luka-luka, dalam peristiwa ambruknya
tanggul pasir bercampur material semen yang dibungkus dalam karung
menimpah dua rumah milik keluarga Takalawengen - Surupatih dan Surupatih - Takaliwang.
Di lingkungan VI Kelurahan Girian Indah, Kecamatan Girian Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Senin (22/2/2021) malam.
Dalam keadaan telanjang dada tidak memakai pakaian, Yusuf yang berprofesi sebagai nelayan tradisonal bercerita,
saat kejadian dia tidur beralaskan karpet di kamar tengah bersama tiga orang cucunya almarhum Gabriel (3), bocah Fadil (11) dan Alvin (4).
"Tidak terdengar apa-apa, karena tidak ada hujan.
Tiba-tiba tanggul itu langsung menimpah rumah meraka, Allahu Akbar... mati torang.
Lalu saya langsung terdiam dibawah puing-puin tanggul. Karena Tuhan masih menjaga dan melindungi,
bebera saat kemudian saya masih bernafas," cerita Yusuf sambil memperlihatkan kondisi rumahnya yang porak-poranda dengan meterial tanggul berupa semen di dalam karung dan material lainnya.
Lanjutnya, bercerita saat itu dia kemudian mendengar teriakkan minta tolong di bawah puing-puing.
Suara itu ternyata sang cucu bernama Alvin (4) berteriak. "Pa tolong, kita disini, cepat jo.
Saya langsung bergegas menggangkat puing-puing yang berat itu, dan mengeluarkan Alvin.
Setelah Alvin berhasil disematkan, cucu Fadil (11) kemudian berteriak di bawah puing-puing lainnya," jelasnya didepan kamar berukuran 3x3 meter.
Akibat peristiwa itu Yusuf mengalami luka di sekujur badan, tangan, kaki hingga cidera di bagian badan.
Membuatnya tidak bisa pergi melaut selama beberapa bulan, untu pemulihan.
Sementara cucu Alvin harus di jahit 10 jahitan di jidat sebelah kiri, dan cucu Fadil mengalami luka-luka disekujur tubuhnya sementara cucu Gabriel nyawa tidak tertolong.
Di rumah lainnya keluarga Takalawengen - Surupatih, nyaris menimbulkan korban.
Beruntung mereka yang tinggal didalam rumah saat kejadian, Septian Takalawengeng,
Safrudin Takalawengeng, Feybi Surupatih, Noflin Takalawengeng dan balita 9 bulan Farjan, luput dari terjangan tanggul.
"Untuk balita 9 bernama Farjan langsung di bawa keluar.
Namun puing-puing sempat mengena rusuk sebelah kanan dari Noflin Takalawengeng sehingga membuatnya pingsan tak sadarkan diri saat di evakuasi keluar," cerita Mirhan Surupatih anak Yusuf yang tinggal tak jauh dari dua rumah yang hancur.
Noflin saat diwawancarai bilang, sudah tidak sadarkan diri dan tidak tau apa yang terjadi saat kejadian.
Dia nanti sadarkan diri ketika sudah berada di rumah sakit.
Akibat peristiwa itu rusuk sebelah kanan sakit, sejumlah tangan dan kaki luka-luka serta pinggang sakit.
Beruntung sang anak Farjan (9), selamat. "Kami tidur di kamar depan," kata Noflin.(crz)
Baca juga: Terjadi di Teheran, Jenazah Seorang Wanita Dihukum Gantung, Ini Kasusnya
Baca juga: Pantas Sering Pakai Barang Mahal, Ternyata Segini Jatah Uang Bulanan Syahrini
Baca juga: Aura Kasih Cari Pasangan Baru? Curhat Susahnya Jadi Single Parents