Sedangkan ibunya Debbie Tennent, ibu Tomm mengatakan, "Hati saya dipenuhi rasa takut dan khawatir, tetapi pada saat yang sama saya merasa senang, saya memeluk bayi itu."
Begi peneliti ilmiah, kondisi Tomm masih menjadi misteri.
Mereka tidak bisa menemukan penyebab kulit Tomm menjadi keriputan, dan bahkan tak mengetahui obatnya, jadi membiarkannya hingga dewasa.
Karena kondisinya yang aneh, Tomm menjadi perhatian ilmuwan, para ahli melakukan penelitian padanya.
Mereka menginvestasikan waktu dan uang, untuk mempelajari kasus bocah tersebut.
Secara total Tomm menghabiskan waktu 2 setengah bulan di pusat medis, di mana bocah itu menjalani pemeriksaan dan analisis.
Para ilmuwan menghadapi tantangan yang sangat besar, karena Tomm adalah anak pertama yang lahir di dunia dengan kondisi ini.
Mereka kemudian menemukan, bahwa kondisi Tomm mirip dengan Shar Pei di China dan membuatnya menemukan sedikit jawaban.
Para ilmuwan menemukan akan konsentrasi asam hialuronat yang ditemukan pada kulit Tomm.
Hal itu juga terjadi pada kulit Tomm yang 100 kali lebih tinggi daripada rata-rata orang biasa.
Namun, konsentrasi asam hialuronat akan berangsur-angsur menghilang seiring pertumbuhan usia dan kulitnya akan menjadi normal.
Oleh sebab itu, dokter membiarkannya dan berdoa kondisi Tomm akan segera membaik seiring berjalannya waktu.
Alhasil, saat tom beranjak dewasa mulai dari anak-anak kulit keriputnya berangsur menghilang.
Saat ini kondisinya mulai membaik, beberapa kerutan di dahi, perut, pergelangan tangan dan kaki menjadi lebih baik.
Dr. Andrew Ramsden, mengatakan, bahwa kondisi Tomm akan semakin membaik ketika dewasa.