Sarundajang Meninggal

Pakaian Adat, Warnai Persemayaman dan Penghormatan Mendiang SHS di Bitung

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

sejumlah kepala perangkat daerah di lingkungan Pemkot Bitung nampak menggunakan pakaian adat dalam upacara persemayaman dan penghormatan kepada almarhum DR SH Sarundajang, Kamis (18/2/2021) di kantor Wali kota Bitung.

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID – Di balik pelaksanaan upacara persemayaman dan penghormatan terakhir, terhadap jenazah almarhum Dr SH Sarundajang menyisahkan hal unik, apa itu? 

Sejumlah asisten, kepala perangkat daerah (KPD) dan jajaran, di lingkungan pemerintah Kota (Pemkot) Bitung hadir di seputaran kantor wali kota Bitung menggunakan pakaian adat.

Pada Kamis (19/2/2021), terpantau para pejabat yang berbaris memanjang di samping kirim kantor wali kota.

Laki-laki memakai pakaian adat Minahasa warna hitam, paporong dari Nusa Utara warna ungu dan putih.

Baca juga: Ini Pidato Pertama Andrei Angouw setelah Ditetapkan Sebagai Wali Kota Manado Terpilih

Baca juga: Bupati Bolmong Yasti Mokoagow Buka Pencanangan Vaksinasi Covid-19 Tahap Dua

Baca juga: Ini Kronologi Penangkapan Hacker SMA yang Retas Database Kejaksaan Agung, Kejagung Maafkan Pelaku

Wanita memakai semi kebaya warna putih.

Penggunaan pakaian adat juga nampak dipergunakan oleh Ny Khouni Lomban Rawung Ketua TP PKK Kota Bitung

pakai pakaian adat warna hitam motif pohon kelapa

dan Ny dr Rinny Pangemanan Tinangon ketua Dharma wanita persatuan (DWP) kota Bitung pakai pakaian adat dengan motif ikan cakalang warna hitam.

Baca juga: Wacana Hukuman Mati Kapolsek Astana Anyar dan 11 Anggota yang Tertangkap Pakai Narkoba Mencuat

Baca juga: Kecelakaan Maut, Pemotor Tewas di Tempat, Polisi Cek Kondisi Korban, Warganet Geram Lihat Korban

Sementara Wali kota Bitung Maximiliaan Jonas Lomban, Maurits Mantiri Wakil wali kota dan Audy Pangemanan sekda Kota pakai setelah jas.

“Iya, kami seluruh pejabat eselon 2 dan 3 pakai pakaian adat daerah dalam acara persemayaman,” kata seorang pejabat esalon 3, Jumat (19/2/2021).

Bagian protokol dan komunikasi pimpinan, membenarkan pemilihan tema pakaian yang di pakai jajaran pejabat di pemkot Bitung pakaian adat.

Baca juga: Peringatan Dini Wilayah Potensi Banjir, Waspada Pulau Jawa Berstatus Siaga, Ini Daftarnya

Baca juga: Promo Indomaret Terbaru 19 Februari 2021, Diskon Harga Minyak Goreng Susu Beras, Cek Katalog di Sini

“Sebagai penghormatan kepada almarhum pak Dr SH Sarundajang, yang juga sebagai tokoh adat baik dari Minahasa maupun Nusa utara dan adat lainnya,” kata Alber Sergius Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan setda Kota Bitung, Jumat (19/2).

Selain penggunaan pakaian adat, dalam prosesi penghormatan dan upacara persemayaman, terhadap Wali kota Bitung tahun 1986 – 2000 ada penampilan tarian kabasaran.

Kondisi terkini lokasi pemakaman Dr Sinyo Harry Sarundajang dengan diterapkannya protokol kesehatan penanganan covid-19 di Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. (TRIBUNMANADO/MARTSINDY RASUH)

Pada upacara persemayaman juga di hadiri Grace Bethel Alva staff adminsitrasi (consular assistent) Konsulat Jendra Filipina di Manado, mewakili kepala kantor Manuel Ayap.

Bertindak sebagai inspektur upacara, Wali kota Bitung Maximiliaan Jonas Lomban.

Menurut Lomban sosok mendiang Sarundajang, sangat berjasa bagi kota Bitung, Sulawesi Utara dan Bangsa Indonesia.

Baca juga: BREAKING NEWS: AA-RS Tiba di Lokasi Penetapan Wali Kota - Wakil Wali Kota Manado Terpilih

Baca juga: Poltak Raja Minyak Dari Medan Peringatkan AHY Harus Minta Maaf ke Jokowi

Di kota Bitung pengabdian beliau, diawali pada tanggal 10 Januari tahun 1986 sebagai sekretaris daerah Kabupaten Minahasa,

lalu dilantik sebagai Wali kota Administratif Bitung yang ketiga menggantikan Drs KL Senduk.
 
Dengan gigih berjuang bangun kota Bitung, lewat tangan dinginnya berhasil melukis karya indah di Bitung.

Baca juga: Peringatan Dini Wilayah Potensi Banjir, Waspada Pulau Jawa Berstatus Siaga, Ini Daftarnya

Baca juga: KKB Makin Geram, Polri Turunkan Ratusan Personil Brimob, Masyarakat Sudah Mengungsi di Gereja

"Tidak hanya bangun infrastruktur, juga menanamkan rasa persatuan dan kesatuan dalam hidup bermasyarkat.

Dengan menghadirkan terminal Mapalus, AMI Bitung, resort dan lainnya dalam rangka mempersiapkan Bitung sebagai kota Pariwisata," jelasnya.
 
Tak sampai disitu, SHS begitu dia disebut dengan daya juangnya mampu dapat anggaran dari Provinsi, pemerintah pusat dan donasi dari luar negari sehingga berbagai pembanguna dapat terlaksana di Bitung.
 
Seperti di bangunnya kantor DPRD kota Bitung di jalan RE Martadinata sebagai satu diantara syarat Bitung menjadi kotamadya.

Sebastian cucu mendiang Sarundajang anak dari Vanda Sarundajang memegang erat foto opa-nya di belakang mobil jenazah (Tribun manado / Christian Wayongkere)

Lalu adanya pelabuhan, jalan di Bitung, pembukaan jalan baru, pelebaran jaran, pengaspalan, pembanguna pelabuhan Bitung seperti saat ini hingga membawa Bitung dari kota Administratif hingga Kotamadya daerah tingkat II yang otonom yang pertama di Indonesia.
 
Sebagai tertuang dalam undang-undang nomor 5 tahun 1974  tentang pemerintahan daerah, untuk memekarkan satu wilayah harus melalui proses administratif.
 
Dan Bitung merupakan daerah pertama di Indonesia dari kota Administratif  menjadi Kotamadya.

Baca juga: Kalina Oktarani: Mohon Maaf, 21 Feb 2021 Tidak Ada Pernikahan antara Saya dan Mas Vicky

Baca juga: Peringatan Dini BMKG Cuaca Ekstrem Besok Sabtu 20 Februari 2021, DKI Diguyur Hujan & Angin Kencang

Sejarah mencacat, ketika menteri dalam negeri waktu itu Jenderal TNI Rudini atas nama presiden mereskiman kotamadya Bitung

didampingi Gubernur Sulut CJ Rantung tanggal 10 Oktober 1990, sekaligus melantik Sinyo Harry Sarundajang sebagai Wali kota Kotamadya.
 
"Mendiang Sarundajang tercatat bertugas selama 14 tahun, 3 bulan, 3 enam jam 40 menit sebagaimana catatan Leonardo Axel Galatan wartawan senior Kota Bitung," tambahnya.
 
Selama itulah mendiang Sarundajang telah menyulap Bitung dari daerah pesisir nelayan, menjadi wilayah Industri.

Baca juga: Joppi Lengkong Bersyukur Akhir Masa Jabatan dengan Baik

Lewat kerja dan karyanya, masih dilihat dan rasakan hingga saat ini. Ada stadion Duasudara dan Terminal Tangkoko di Manembo-Nembo, gedung DPRD, kantor Wali kota dan kompelkes perkantoran Wali kota Bitung.
 
Duplikat menera Eifel, gedung Gereja GMIM Sentrum dan Masjid Agung dalam pembangunannya, mendiang Sarundajang masuk sebagai panitia.
 
Kemudian ada monumen Trikora di Lembeh, hingga jalan 46 di kota Bitung yang dirubah namanya menjadi jalan Sarundajang pada tahun 2007.
 
Diakhir karirnya sebagai duta besar luar biasa dan berkuasa penuh RI untuk Filipina, kepuauan Marshal dan Palau.

Baca juga: Kecelakaan Tadi Pukul 08.00 WIB, Pemotor Tewas Terlindas Truk, Netizen: Jalannya Rusak Banyak Lubang

Ini dirintis mendiang Sarundajang sewaktu masih menjadi Wali kota Bitung, dengan melaksanakan program kerja sama bernama Sister City antara Bitung dan Davao City waktu Wali kotanya Rodrigo Duterte dan saat ini sebagai Presiden Filipina.
 
"Bentuk kerjasama sister city atau kota kembar, di Bitung di bangun monumen pahlawan Nasional Filipina Jose Rizal di Kelurahan Madidir Weru Kecamatan Madidir. Sementara di Davao City di bangun monumen Sam Ratulangi.

Ini melengkapi sejarah pengabdian SHS sewaktu bertugas sebagai Dubes Filipina, berjasa terhadap upaya pembebasan warga Indonesia yang disandra oleh kelompok Abu Sayaf," kata dia.
 
Lanjut Lomban, sebagai bentuk kecintaan pemerintah dan masyarakat Kota Bitung kepada mendiang Sarundajang terhitung sejak Kamis (18/2) gedung Balai Pertemuan Umum (BPU) kantor Wali kota Bitung, diresmikan dengan ruang DR SH Sarundajang.

Baca juga: Terungkap Ini Sumber Penghasilan Raffi Ahmad, Dari Youtube Bisa Tembus Rp 5 Miliar Sebulan!

Yang dituangkan dalam surat keputusan Wali kota Bitung,nomor 188/45.59 2021.
 
Pihaknya juga tak lupa menyampaikan terima kasih kepada Ny Deetje Sarundajang Laoh Tambuwun, sebagai Ketua TP PKK memberikan teladan dan contoh bagi TP PKK dan Dharma Wanita Persatuan.
 
Selain itu pembangunan yang sudah dan sedang berlangsung saat ini, merupakan rencana besar mendiang Sarundajang seperti Kawasan ekonomi khusus (KEK),

International Hub  Port (IHP), Tol Manado Bitung, jembatan Bitung Lembeh, rel kereta api trans sulawesi Bitung Makaasar.(crz) 

Baca juga: Dulu Dibanggakan Anies Baswedan Karena Bebas Banjir, Kampung Ini Kini Dikepung Air Setinggi 2 Meter

Baca juga: Kecelakaan Maut, YA Tewas Mengenaskan, Tabrak Truk, Warga Langsung Tutup Korban dengan Daun Pisang

YOUTUBE TRIBUN MANADO:

 
 

Berita Terkini