Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Imlek di masa pendemi Covid 19 terasa berbeda dari biasanya.
Suasana sepi. Pesiar tak bisa. Tak ada kembang api, barongsay atau liong.
Sembahyang harus mengikuti protokol kesehatan Covid.
Nadia Halim, salah satu Umat Tridharma merasakannya.
"Suasana sangat sepi, biasanya dari teman teman yang beragama lain sering pesiar ke rumah kalau Imlek. Tapi kini sudah tak bisa lagi," kata dia.
Pertemuan keluarga pun tak bisa. Ia hanya berkumpul dengan keluarga inti.
"Paling hanya makan di rumah," katanya.
Tradisi angpao yang merupakan salah satu momen yang dinanti berlangsung terbatas.
Kendati demikian, makna imlek tak berubah. Kendati banyak pembatasan tapi dia sekeluarga merasakan keistimewaan Imlek.
"Maknanya tetap kerasa," ujar dia.
Pada hari Imlek kali ini ia berharap beroleh berkah tahun depan serta pendemi hilang.
• Sosok Benny Tjokrosaputro, Tersangka Korupsi PT Asabri, Punya Tanah Ratusan Hektar, Ini Profilnya
• Nagita Slavina Menangis Ingat Istri Syekh Ali Jaber Sedang Hamil, Minta Raffi Ahmad Tepati Janji
• BACAAN ALKITAB - Tekun Melaksanakan Perintah Allah
Rangkaian foto-foto Imlek di Sulawesi Utara
Perayaan Tahun Baru Cina atau Imlek yang jatuh pada Jumat 11 Februari 2021.
Sejumlah umat di Klenteng Kwan Kong pun mulai bersembahyang sejak hari Jumat kemarin dalam rangka menyambut hari raya Imlek.
Dalam ritual bersembahyang tersebut mereka mendoakan di antaranya kesehatan, kelimpahan rezeki, terhindar dari masalah, dan kemakmuran.