Latihan militer gabungan tersebut dijuluki "Juniper Falcon", seperti yang dikutip dari status Twitter Juru Bicara Militer Israel, Avichay Adraee.
Latihan militer gabungan tersebut dilakukan oleh tentara AS dan Divisi Pertahanan Udara Angkatan Udara Israel.
Tentara AS yang ikut serta dalam latihan gabungan tersebut adalah tentara yang berada di bawah wewenang Komando Eropa AS (EUCOM).
• Laporan Pendahuluan Investigasi KNKT Sebut Ada 2 Kerusakan, Belum Diperbaiki Sejak Natal 2020
• Kumpulan Ucapan Romantis Hari Valentine 2021 dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, Simak Yuk!
Adraee mengatakan, latihan itu menyimulasikan berbagai skenario di mana Israel menjadi sasaran ancaman udara dan serangan rudal.
Dia menambahkan, latihan militer gabungan itu bertujuan untuk meningkatkan kesiapan dan kapabilitas pertahanan Israel dalam menghadapi berbagai ancaman.
Selain itu, latihan militer gabungan juga dimaksudkan untuk memperluas kerja sama strategisantara Israel dengan “Negeri Paman Sam”.
Adraee berujar, latihan itu dilakukan sesuai dengan pedoman pencegahan penyebaran Covid-19 untuk melindungi para peserta latihan dari penularan virus corona.
Sebelumnya, pada Agustus 2020, Israel juga menggelar latihan militer gabungan dengan Jerman sebagaimana dilaporkan AFP.
Latihan gabungan tersebut berlangsung di Jerman untuk menghormati para korban Holocaust dan 11 orang Israel yang terbunuh dalam Olimpiade 1972 di Munich.
Latihan tersebut melibatkan jet tempur F-16 Angkatan Udara Israel (IAF) dan Eurofighter dari Angkatan Udara Jerman, Luftwaffe.
Selain itu, latihan milter gabungan tersebut juga mencakup simulasi pertempuran udara, pertempuran udara-ke-darat, dan menetralisasi ancaman rudal.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dianggap Sebagai Sekutu Berharga, AS-Turki Gelar Latihan Militer Bersama di Laut Hitam" dan "AS-Israel Gelar Latihan Militer Gabungan, Simulasikan Serangan di Tel Aviv".