TRIBUNMANADO.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melakukan pembicaraan pertama dengan Presiden China Xi Jinping pada Rabu (10/2/2021).
Pembicaraan ini merupakan yang pertama kalinya sejak Biden berkantor di Gedung Putih Januari lalu
Dikutip dari Channel News Asia, Biden dan Xi membahas soal perdagangan dan tindakan keras China terhadap aktivis demokrasi di Hong Kong.
Mereka juga membahas masalah hak asasi manusia lainnya.
Kedua pemimpin itu berbicara hanya beberapa jam setelah Biden mengumumkan rencana satuan tugas Pentagon untuk meninjau strategi keamanan nasional AS di China.
Dan, setelah pengumuman Biden tentang langkahnya akan menjatuhkan sanksi terhadap rezim militer Myanmar menyusul kudeta 1 Februari di negara Asia Tenggara itu.
Gedung Putih dalam sebuah pernyataan mengatakan, Biden menyuarakan kekhawatiran tentang "praktik ekonomi yang memaksa dan tidak adil" oleh China.
Biden juga menekan Xi atas tindakan keras Beijing di Hong Kong, pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim Uighur dan etnis minoritas di Provinsi Xinjiang, dan tindakan terhadap Taiwan.
Bencana bagi China dan AS
Biden menggunakan tiga minggu pertamanya di Gedung Putih untuk melakukan beberapa panggilan telepon dengan para pemimpin negara lain di kawasan Indo-Pasifik.
• Tempuh Perjalanan 500 Juta Kilometer Selama 7 Bulan, Pesawat Ruang Angkasa China Masuki Orbit Mars
• Laporan Pendahuluan Investigasi KNKT Sebut Ada 2 Kerusakan, Belum Diperbaiki Sejak Natal 2020
Dia telah mengirim pesan bahwa ia akan mengambil pendekatan yang sangat berbeda ke China dibanding pendahulunya, Donald Trump, yang menempatkan masalah perdagangan dan ekonomi di atas segalanya dalam hubungan AS-China.
Sementara Xi mengatakan kepada Biden, konfrontasi antara China dan AS akan menjadi bencana bagi mereka dan kedua pihak harus membangun kembali cara untuk menghindari kesalahpahaman juga kesalahpahaman.
Xi juga menyatakan kepada Biden, dia berharap AS akan dengan hati-hati menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan Taiwan, Hong Kong, dan Xinjiang, yang berhubungan dengan masalah kedaulatan dan integritas teritorial China, menurut laporan televisi Pemerintah China pada Kamis (11/2/2021).
Dengan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga akhir bulan lalu, Biden menggarisbawahi komitmen AS untuk melindungi Kepulauan Senkaku, gugusan pulau tak berpenghuni yang dikelola oleh Tokyo tetapi diklaim Beijing.
Dalam pembicaraan via telepon dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, Biden menekankan perlunya "kerjasama erat untuk mempromosikan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka".
Dan dalam panggilannya dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison pekan lalu, Biden menyoroti aliansi kedua negara sangat penting untuk stabilitas di kawasan.
Tak Mau Kalah dari AS, China Adakan Latihan Militer, Ini Lokasinya
Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, dua kelompok kapal induk penyerang milik Amerika Serikat (AS) menggelar latihan militer di Laut China Selatan yang disengketakan.
Tak mau kalah, China pun memutuskan menggelar kegiatan serupa namun di lokasi berbeda.
Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dilaporkan mengadakan latihan militer di Selat Bohai dan Laut Kuning sejak 7 Februari-21 Februari 2021.
Hal ini diungkapkan oleh Badan Keamanan Maritim Dalian, China.
Badan Keamanan Maritim Dalian menyampaikan, empat koordinat yang menjadi lokasi latihan militer.
"Dilarang masuk," kata mereka seperti Kontan.co.id kutip dari laman Kementerian Pertahanan China.
Hanya, pengumuman Badan Keamanan Maritim Dalian tidak menyebutkan detail latihan militer China itu.
Sebelumnya, Armada Ketujuh Angkatan Laut AS menyatakan, Theodore Roosevelt Carrier Strike Group dan Nimitz Carrier Strike Group melakukan latihan kapal induk ganda di Laut China Selatan pada Selasa (9/2/2021).
Kapal perang dan pesawat tempur dari dua kelompok serang kapal induk itu melakukan koordinasi operasi untuk menunjukkan kemampuan Angkatan Laut AS beroperasi di lingkungan yang menantang.
• Ikatan Cinta Kamis 11 Februari 2021: Andin Pingsan Mengetahui Kenyataan, Papa Surya Minta Maafkan Al
• Kumpulan Ucapan Romantis Hari Valentine 2021 dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, Simak Yuk!
China siap ambil tindakan tegas
Sebagai bagian dari operasi kapal induk ganda, USS Theodore Roosevelt dan USS Nimitz melakukan banyak latihan yang bertujuan untuk meningkatkan interoperabilitas antaraset serta kemampuan komando dan kendali.
"Latihan dengan Carrier Strike Group Eleven (Theodore Roosevelt) di Laut China Selatan adalah kesempatan yang sangat berharga," kata Laksamana Muda Doug Verissimo, Komandan Carrier Strike Group Nine (Nimitz) di situs Armada Ketujuh Angkatan Laut AS.
"Melalui operasi seperti ini, kami memastikan, kami ahli secara taktis untuk memenuhi tantangan dalam menjaga perdamaian," ujarnya.
"Dan, kami dapat terus menunjukkan kepada mitra dan sekutu kami di kawasan, kami berkomitmen untuk mempromosikan Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka".
Terakhir kali AS melakukan operasi kapal induk ganda di Laut China Selatan pada Juli 2020, ketika kelompok penyerang kapal induk USS Ronald Reagan dan USS Nimitz dua kali beroperasi bersama di perairan itu.
• Tempuh Perjalanan 500 Juta Kilometer Selama 7 Bulan, Pesawat Ruang Angkasa China Masuki Orbit Mars
• Kronologi Lengkap Jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182, Hadapi Cuaca Buruk hingga Bertemu Pesawat Lain
Merespons latihan dua kapal induk AS itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan, China akan terus mengambil tindakan yang diperlukan untuk secara tegas menjaga kedaulatan dan keamanan nasional.
"Juga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan bersama dengan negara-negara lain di kawasan," ungkap dia, Selasa (9/2/2021), seperti dikutip Global Times.
Hanya, tak lama setelah latihan dua kapal induk AS pada Juli 2020, PLA meluncurkan beberapa rudal balistik anti-kapal dari darat ke Laut China Selatan dalam latihan militer.
Saat itu, China menembakkan rudal balistik antikapal DF-26 berjulukan pembunuh kapal induk.(*)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Biden lakukan pembicaraan pertama sebagai Presiden AS dengan Xi Jinping, ini isinya.