Tak hanya bangunan roboh dan korban jiwa, gempa di Kota Concepción juga memicu terjadinya kebakaran yang tak bisa dikendalikan hingga beberapa hari.
Jaringan listrik dan air terputus, infrastruktur kota juga hancur lebur.
Kehancuran semacam ini bukan yang pertama kali dialami di kota Concepción dan Chillán.
Sebelumnya, kota ini juga pernah hancur akibat gempa serupa hingga akhirnya dipindahkan ke lokasi lain.
Namun, setelah gempa 1939 ini, kehancuran di dua kota tersebut tidak ditindaklanjuti dengan relokasi seperti kejadian sebelumnya.
Kala itu, pemerintah memutuskan untuk membangun kembali kota di lokasi yang sama.
Hanya saja, mereka mulai memikirkan untuk membuat bangunan yang dirancang khusus agar tahan terhadap guncangan gempa besar dan masyarakatnya terlindungi.
Sesaat setelah gempa besar itu terjadi, Presiden Cile ketika itu, Pedro Aguirre Cerda langsung mengumumkan kondisi darurat militer.
Melihat segala kekacauan yang terjadi, tentara ditugaskan untuk berpatroli di jalan-jalan yang rusak.
Palang Merah memberi respons cepat dan membantu para korban.
Untungnya, saat itu musim dingin yang tengah berlangsung tidak terlalu dingin dan hanya sejuk saja
sehingga memudahkan pengiriman bantuan dan persediaan bahan makan serta obat-obatan.
Cile memiliki riwayat gempa besar mematikan sebelumnya. Pada 1906,
Cile pernah dilanda gempa yang menewaskan 6.000 orang.
Hampir seluruh bagian negara ini memang terletak di atas garis patahan geologi.