TRIBUNMANADO.CO.ID - Komjen Listyo Sigit Prabowo terpilih secara aklamasi oleh Komisi III DPR RI sebagai Kapolri untuk menggantikan Jenderal (Pol) Idham Azis.
Persetujuan itu ditetapkan seusai Sigit menjalani uji kelayakan dan kepatutan pada Rabu (20/01/2021)
Penulis Pengamat Pertahanan dan Keamanan, Dr Jannus Th Siahaan mengatakan Fit and Proper Test Kapolri yang berlangsung di DPR RI hari ini tak lebih dari upaya pemenuhan syarat-syarat prosedural konstitusional saja, agar Komjen Polisi Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri yang baru memiliki legitimasi secara politik.
"Dengan basis dukungan politik di Parlemen, diproyeksikan Listyo disetujui secara mayoritas di DPR.
Apalagi situasinya kali ini jauh lebih kondusif ketimbang proses serupa pada 2015 lalu, di mana kala itu Presiden Jokowi mengajukan nama tunggal Wakapolri Komjen Pol Budi Gunawan, yang kemudian ditolak oleh publik," jelasnya.
Jannus mengungkapkan sinyal-sinyal antipati publik itu dalam proses penetapan Kabareskrim Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai petinggi institusi korps Bhayangkara kini nyaris tak ada.
"Beberapa faksi di dalam Polri yang dikabarkan sempat menolak pencalonan Listyo, diperkirakan pada akhirnya akan selesai secara internal setelah beliau diangkat resmi sebagai Tri Brata 1 atau sebutan lain untuk Kapolri," jelasnya.
Listyo sendiri angkatan 91, ia melampaui seniornya Akpol Angkatan 88, 89 dan 90.
"Realitas ini memiliki kemiripan dengan yang terjadi saat Tito Karnavian diangkat menjadi Kapolri di masa lalu, yang juga melangkahi beberapa generasi di atasnya.
Akhirnya Tito pun berhasil mengonsolidasikan dukungan internal dan bekerja secara maksimal sebagai Kapolri hingga dipromosikan menjadi Menteri Dalam Negeri dan pensiun dengan pangkat Jendral polisi," katanya
Sementara dari sisi agenda Kapolri yang baru, tak diragukan lagi Listyo akan menjadi "pengawal" utama terhadap kebijakan-kebijakan Jokowi untuk sisa masa bakti Presiden empat tahun ke depan, baik dari ancaman gerakan radikal maupun dari penolakan sipil.
Dengan kata lain, Komjen Listyo dianggap sebagai pilihan yang paling tepat untuk menjadi pengawal rencana-rencana besar Jokowi ke depan.
Dari sisi politik, Listyo akan melanjutkan agenda besar Tito dan Idham, yakni mempersempit gerak radikalisme politik yang dimotori beberapa organisasi agama garis keras.
Sebut saja misalnya FPI dan sisa-sisa kekuatannya.
Polri dibawah Listyo akan terus menekan kelompok ini sampai tidak berkutik, seperti pembekuan rekening-rekening tokoh utama di balik FPI dan pemantauan secara ketat perkembangan pascapembubaran FPI,