Ayahnya sempat mengembalikan Yuda ke pesantren itu, tapi dirinya tidak kuat dan dipulangkan ke rumah.
Selang dua hari tinggal di rumah, lantas Yuda memulai pencarian jati dirinya dengan memilih hidup di jalan sebagai anak punk.
"Dulu saya pernah kabur dari pesantren. Memilih hidup di jalan. Nyari teman ke Semarang, lalu ke Jakarta. Terus jalan ke Merauke, Bali dan Aceh," jelas Yuda saat ditemui Kompas.com, Jumat (15/1/2021).
Yuda bertahan hidup di jalan dengan berjualan kaos sablonan di acara-acara komunitas dan mengamen. Bahkan, dia juga pernah mencoba menjadi tukang tato di Bali.
"Datang ke acara-acara cari teman buat silaturahmi. Jualan kaos buat hidup dan ngamen di jalan," ucapnya.
Yuda bercerita tentang awal mula tato bersarang ditubuhnya hingga memilih jalan untuk berhijrah.
"Sejak lulus SD sekitar umur 12 tahun, pertama kali di tato di bagian wajah, gambar air mata di dekat mata kanan dan kiri. Artinya biar engga cengeng dan tambah kuat. Awalnya enggak boleh, tapi saya bandel," ujarnya.
Seiring perjalanan hidupnya, tato mulai bertambah dari tangan, punggung hingga menjalar ke wajahnya.
Dia mengaku seluruh tato yang melekat di tubuhnya itu merupakan hadiah sebagai kenang-kenangan saat bertandang ke rumah teman dari berbagai kota.
"Ada gambar mata Dajjal di panggung, gambar Bunda Maria di lengan kiri, gambar muka setan di telapak tangan kiri dan gambar Joker di lengan kanan. Lalu gambar bio mekanik di wajah. Kalau keluar kota dapat kenang-kenangan tato dari teman," ujarnya.
Kemudian, menjelang bulan Ramadhan tahun lalu, dia mulai merenungi hidupnya dan memikirkan masa depan.
Lantas hatinya pun terketuk hingga memutuskan untuk meninggalkan masa lalunya.
"Saya renungkan dan telepon Om saya, saya mau hijrah kembali ke jalan yang benar, walau keluarga belum menerima semua tapi saya usaha," katanya.
Baca juga: Ahmad Yani: Butuh Tambahan Dana Jika Pakai Protokol Covid, 96 Desa Bolmong Gelar Pilsang Tahun Ini
Meski sekarang telah memilih berhijrah, namun dia mengaku tidak berniat menghapus tatonya.
"Saya tidak menyesal dan tak ada niat menghapus. Biar tahu zaman jahiliyah kita. Jadi kita tahu sudah kembali ke jalan yang benar. Nanti biar nanti di akhirat saja yang tahu itu salah dan benar," ungkapnya.