TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut ini kisah seorang sarjana yang jadi pemulung hingga raih Kalpataru
Indra Darmawan (48 tahun) baru-baru ini ramai diperbincangkan.
Yayasan yang didirikan dan dipimpinnya, Bening Saguling Foundation meraih Kalpataru untuk kategori penyelamat lingkungan.
Keberhasilan Indra mendirikan dan mengembangkan Bening Saguling Foundation tidak mudah.
Semua berawal pada 1998, saat Indonesia mengalami krisis moneter.
Anugerah itu diberikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) atas jasa Bening Saguling Foundation menyelamatkan lingkungan Citarum, sungai yang disebut World Bank sebagai yang terkotor di dunia pada 2018.
“Ini Kalpataru pertama untuk Kabupaten Bandung Barat,” ujar Indra kepada Kompas.com di kediamannya, Kampung Babakan Cianjur, Cihampelas, pada awal Januari 2021.
Indra mengatakan, ada 170 peserta se-Indonesia yang diusulkan ke KLHK.
Dari jumlah itu, tersaring 20 peserta untuk diwawancara dan dicek ke lapangan.
Kemudian, diambil 10 peserta hingga akhirnya diumumkan siapa penerima Kalpataru.
Pria kelahiran Bandung 7 Maret 1972 ini tidak mengetahui pasti indikator penilaian KLHK.
Namun, kegiatan yayasannya mencakup rencana aksi global (SDG’s), pemberdayaan, pendidikan, luas wilayah dan dampak kepada lingkungan dan masyarakat yang tinggi.
Baca juga: Eceng Gondok Danau Tondano Belum Tuntas, Wagub Sebut Pembersihan Terus Lanjut
Mengolah eceng gondok
Adapun salah satu kegiatannya mengatasi persoalan eceng gondok di Citarum. Saat ini luasan eceng gondok di Citarum mencapai 80 hektar.