TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Diplomat Jerman mengunjungi markas Front Pembela Islam (FPI),
di Pertamburan Jakarta, beberapa waktu lalu.
Tindakan itu menurut Pakar intelijen dari The Indonesia Intelligence Institute Ridlwan Habib patut dicurigai.
Ridlwan menegaskan diplomat asing melakukan tindakan spionase bisa diusir paksa.
Apalagi menurut Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia tindakan itu inisiatif pribadi si diplomat dan
bukan perintah resmi pemerintah Jerman.
"Tindakan itu mencurigakan dan patut diduga melakukan tindakan spionase atau mata mata," ujar Direktur
The Indonesia Intelligence Institute Ridlwan Habib ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (21/12/2020) .
Kedubes Jerman di Jakarta mengakui ada staf diplomatiknya yang datang ke FPI Petamburan pada Jumat lalu.
Menurut Kedubes tindakan itu inisiatif pribadi si diplomat dan bukan perintah resmi pemerintah Jerman.
Menurut Ridlwan, upaya diam diam diplomat Jerman itu sangat mencurigakan.
"Apalagi saat ini sedang ada kasus hukum yang dialami anggota FPI, tindakan diplomat Jerman itu
janggal," ujar alumni S2 Kajian Intelijen UI itu.
Ridlwan menjelaskan, diplomat sering digunakan sebagai cover atau kedok agen intelijen resmi bekerja.
Hal itu lazim dilakukan oleh berbagai negara.
"Namun jika terbukti melakukan tindakan spionase secara terang-terangan, bisa diusir paksa,
persona non grata, " tegasnya.
Hal itu sudah sesuai dengan pasal 3 Konvensi Jenewa yang mengatur hak hak dan kekebalan diplomatik.
"Seorang diplomat asing dilarang keras melakukan tindakan mata mata di negara tempat tugasnya.
Menlu berhak mengusir diplomat itu, " kata Ridlwan.
Dia mencontohkan sebuah peristiwa tahun 1982.
Saat itu oknum diplomat Rusia bernama Finenko tertangkap melakukan kegiatan spionase
dengan membeli informasi pada oknum tentara bernama Susdaryanto.
"Mereka tertangkap satgas operasi Pantai Bakin dan Finenko langsung dipulangkan paksa," katanya.
Ridlwan menilai tindakan kunjungan diam diam diplomat Jerman yang tidak diakui sebagai
perintah resmi sudah cukup sebagai bukti.
"Kemlu RI bisa meminta identitas lengkap diplomat Jerman itu dan mendesak agar yang
bersangkutan pulang ke Jerman, " jelasnya.
Foto kedatangan pegawai kedutaan Jerman di Markas FPI di sekitar Pertamburan viral di media sosial.
Kedubes Jerman mengakui orang dalam fotoi itu adalah pegawainya.
Kemlu Panggil Kedubes Jerman untuk Beri Klarifikasi
Kementerian Luar Negeri telah memanggil Kepala Perwakilan Kedutaan Jerman di Jakarta
pada Minggu (20/12/2020), untuk meminta klarifikasi dan menyampaikan protes atas kegiatan
Staf Kedutaan Jerman di Jakarta yg mendatangi sebuah organisasi di Petamburan beberapa hari yang lalu.
Dalam pertemuan, Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Jerman membenarkan keberadaan
staf Kedutaan di sekretariat organisasi tersebut.
Kepala Perwakilan Kedubes Jerman menyampaikan bahwa keberadaan staf Kedubes Jerman
di tempat tersebut dan pertemuan yang dilakukan adalah atas inisiatif pribadi tanpa
mendapatkan perintah atau sepengetahuan pimpinan Kedutaan Besar Jerman.
"Atas kejadian ini, Kepala Perwakilan Kedubes Jerman sampaikan permintaan maaf
dan penyesalannya atas kejadian tersebut," tulis keterangan resmi Kemlu yang diterima, Senin (21/12/2020).
Kepala Perwakilan Kedubes Jerman juga menyangkal isi berbagai pernyataan yang disampaikan
salah satu pimpinan ormas dimaksud.
Kepala Perwakilan Kedubes Jerman memastikan, insiden tersebut tidak mencerminkan kebijakan
Pemerintah dan Kedutaan Besar Jerman serta menolak tegas kesan bahwa kedatangan
staf Kedutaan tersebut sebagai bentuk dukungan Jerman kepada organisasi tersebut.
"Kedutaan Jerman juga secara tegas menyampaikan dukungan dan komitmen pemerintah
Jerman untuk melanjutkan kerja sama bilateral dengan Indonesia untuk melawan intoleransi,
radikalisme, dan ujaran kebencian," lanjut keterangan tersebut.
Kementerian Luar Negeri menuntut agar Kedutaan Besar Jerman memberikan pernyataan
resmi kepada publik sebagaimana yang dijelaskan kepada Kementerian Luar Negeri.
"Kedubes Jerman menyampaikan, staf diplomatik tersebut telah diminta kembali segera
untuk mempertanggung-jawabkan tindakannya dan memberikan klarifikasi kepada
pemerintahnya," jelas Kemlu.
Komisi I DPR: Melanggar Tata Krama Diplomasi
Anggota Komisi I DPR Muhammad Farhan menilai Kedutaan Besar (Kedubes) Jerman
untuk Indonesia telah melanggar tata krama berdiplomasi.
Hal tersebut disampaikan Farhan menyikapi kunjungan perwakilan Kedubes Jerman
ke markas Front Pembela Islam (FPI) di Petamburan, Jakarta, Kamis (17/12/2020).
"Sesuai dengan tata krama diplomasi, seharusnya pihak Kedubes Jerman menghubungi
dulu Kemenlu RI, apapun alasan dari Kedubes Jerman.
Jadi hal ini bisa dikatakan telah melanggar tata krama diplomasi," ujar Farhan saat
dihubungi, Jakarta, Senin (21/12/2020).
Meski telah melanggar tata krama diplomasi, kata Farhan, pemerintah Indonesia tidak
dapat memberikan sanksi terhadap Kedubes Jerman terkait hal itu.
"Tidak ada sanksi, tapi ini akan jadi catatan yang mempengaruhi beberapa kepentingan
negara Jerman di Indonesia," ucap Farhan.
Menurutnya, negara Indonesia tidak pernah melarang warga negaranya untuk berhubungan
dengan perwakilan negara manapun, selama memiliki hubungan diplomatik.
Namun, Farhan menyebut, dalam hal ini justru Kedubes Jerman yang seharusnya memahami
sensitivitas permasalahan di dalam negeri Indonesia, terutama menyangkut FPI.
"Tidak mungkin mereka (Kedubes Jerman) tidak tahu hal itu," ucap politikus NasDem itu.
Farhan pun menilai alasan kedatangan perwakilan Kedubes Jerman ke markas FPI, yaitu untuk
menjaga keamanan wilayah kantor Kedubesnya jelang aksi 1812, terlalu mengada-ada.
"Klarifikasi Kedubes Jerman soal memastikan keamanan demo hari Jumat 18 Des 2020, itu sih alasan
'kaleng-kaleng', bukan kelas diplomasi internasional," ujar Farhan.
Sebelumnya diberitakan, FPI mengaku didatangi pihak Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia.
Sekretaris Umum FPI Munarman menjelaskan, ada dua orang perwakilan Kedubes Jerman berkunjung
ke Sekretariat DPP FPI, Petamburan, Jakarta Pusat, pada Kamis (17/12) siang hari.
"Dari pihak Kedubes Jerman menyampaikan turut berdukacita dan belasungkawa atas kejadian
dibunuhnya enam syuhada," kata Munarman.
Pihak Kedubes Jerman pun mengklarifikasi kedatangannya ke Markas FPI.
Mereka mengaku tidak ada niatan politik, tetapi hanya untuk memastikan keamanan karena
demontrasi 1812 berada di sekitaran gedung Kedubes Jerman.
Kata pakar hukum internasional
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mendesak
Duta Besar Jerman untuk Indonesia segera memulangkan pegawai kedubes yang telah bertindak
secara ceroboh datang ke Markas Front Pembela Islam (FPI).
“Dubes Jerman segera memulangkan pegawai kedubes yang telah bertindak secara ceroboh.
Ini untuk mencegah rusaknya hubungan diplomatik Indonesia dan Jerman,” ujar Hikmahanto Juwana
ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (21/12/2020).
Sejak kemarin viral foto yang menggambarkan seorang yang diduga diplomat Jerman dengan
mobilnya memasuki Markas FPI.
Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani ini pun menilai ada empat alasan untuk mendesak
Kedubes Jerman segera memulangkan pegawainya yang datang ke Markas FPI.
Pertama, hingga saat ini tidak dijelaskan apakah pegawai kedutaan Jerman tersebut
seorang diplomat atau bukan.
Kedua, kata dia, tidak seharusnya pegawai Kedutaan mencari tahu tentang sesuatu
dengan mendatangi Markas FPI.
“Bila pegawai tersebut ingin mencari tahu seharusnya dilakukan di tempat yang netral,
seperti hotel ataupun rumah makan,” jelas Hikmahanto.
Ketiga, adalah tindakan bodoh dari pegawai Kedubes Jerman untuk datang ke Markas FPI di era sosial media.
Karena di tengah isu FPI yang menghangat akhir-akhir ini, siapa saja tentu dapat mengambil
gambar dan mem-posting kedatangan pegawai Kedubes Jerman itu di sosial media untuk
berbagai kepentingan dan menimbulkan berbagai penafsiran.
Terkahir, menurut dia, pegawai tersebut bahkan tidak cerdas dan sensitif dengan situasi politik
yang belakangan berkembang di Indonesia.
“Pegawai tersebut seolah membiarkan Negara Jerman dijadikan legitimasi untuk satu pihak
dan pada saat bersamaan sebagai tindakan yang tidak bersahabat oleh pihak yang lain,” tegasnya.
Untuk itu pula dia meminta Duta Besar Jerman untuk Indonesia mengklarifikasi hal ini dan
meminta maaf secara terbuka.
(Tribunnews.com)
BERITA TERPOPULER :
Baca juga: Foto Penumpang Positif Covid-19 yang Meninggal Mendadak di Pesawat Viral, Sempat Mendarat Darurat
Baca juga: Olly Sebut Pengunjung Mall Akan Dites Cepat, Polda Kerahkan 1700 Personel Pengamanan
Baca juga: AC Milan Semakin Sulit Mempertahankan Capolista, Tonali Cedera & Kessie Jalani Skorsing, Teror Inter
TONTON JUGA :
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kedubes Jerman Datangi Markas FPI, Pakar Intelijen: Mencurigakan, Patut Diduga Lakukan Spionase