Seperti diketahui insiden penembakan itu terekam kamera dan videonya kini viral di media sosial.
Polisi itu terlihat bersama putrinya yang masih kecil
Nuezca yang marah mengancam akan membunuh Sonya sebelum menembak langsung ke kepalanya,
kemudian menembak Frank Anthony dua kali, sebelum menembaki Sonya sekali lagi yang sudah jatuh ke tanah.
Komisi Hak Asasi Manusia mengutuk pembunuhan tidak beralasan dan tidak masuk akal yang dilakukan oleh pasukan negara
yang seharusnya melindungi publik.
Kantor regionalnya akan menyelidiki insiden tersebut.
"Tidak dapat diterima ketika merekalah yang berada di garis depan dalam melanggengkan pelanggaran hak asasi manusia seperti itu.
Insiden ini mengulangi seruan kami kepada pemerintah untuk mendesak dilakukannya penyelidikan luas atas setiap tuduhan
pembunuhan sewenang-wenang," kata juru bicara Jacqueline Ann de Guia dalam sebuah pernyataan.
CHR juga mengimbau publik untuk tidak memfitnah putri Nuezca dan bahkan memposting nama dan foto anak tersebut karena dapat menimbulkan trauma yang tidak dapat diperbaiki.
Menteri Dalam Negeri Eduardo Año mengutuk insiden itu,
tetapi mengatakan itu adalah kejahatan "terisolasi" yang tidak boleh digunakan untuk mendefinisikan seluruh pasukan polisi.
"Ini adalah insiden yang tidak menguntungkan tetapi terisolasi ... Dosa Nuezca bukanlah dosa seluruh Kepolisian Nasional Filipina," katanya dalam sebuah pernyataan.
Pemerintahan Duterte, termasuk PNP dan Angkatan Bersenjata Filipina, telah dikritik karena pembunuhan di luar hukum,