TRIBUNMANADO.CO.ID, BANDUNG - Kepolisian terus mendalami dan mengembangkan penyelidikan terkait video azan yang mengganti lafal hayya alas sholah menjadi hayya alal jihad. Dipastikan pihak kepolisian akan mencari tahu otak daripada kejadian ini.
Polda Jabar mengembangkan penyelidikan terkait kasus beredarnya video azan yang mengganti lafal hayya alas sholah menjadi hayya alal jihad, meski pelakunya sudah meminta maaf.
Polda Jabar menduga ada aktor intelektual yang berperan menyuruh dan menghasut agar ada orang melakukan azan menyertakan ajakan jihad.
"Masalah kasus azan (video azan ajakan jihad) dari hayya ala salah ke hayya ala jihad di Majalengka saat ini dalam penyelidikan. Karena yang kami khawatirkan dalam satu hari ini serentak ya, ada di Jabar maupun daerah lain. Nah, tentunya di Jabar akan fokus untuk menyelidiki siapa yang menyuruh dan siapa yang memviralkan," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Erdi A Chaniago di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta Bandung, Jumat (4/12/2020).
Ia mengatakan, laporan polisi soal kasus itu sudah diterima.
Ditreskrimsus dan Ditreskrimum Polda Jabar serta Polres Majalengka sedang mendalami kasus ini, khususnya mencari aktor intelektualnya.
Baca juga: Ajak Masyarakat Terapkan 3M, Puskesmas Boroko Bagi-Bagi Masker Kepada Warga
Baca juga: GSVL: Rayakan Natal dengan Kerukunan dan Kekeluargaan, Jangan Terganggu dengan Pilkada
Baca juga: Gadis Usia 15 Tahun Jadi Korban Tewas Banjir di Tanjung Selamat, Ditemukan di Bawah Jembatan
"Kenapa demikian, karena ini sangat meresahkan dan Alhamdulillah sekarang situasi sudah kondusif dan masyarakat mempercayakan kepada kami Polda Jabar dengan Polres Majalengka untuk menyelidikinya," ujar Erdi.
Ia menjelaskan, penyelidikan kasus ini akan fokus menelusuri soal siapa yang menyuruh sejumlah warga untuk mengumandangkan azan disertai ajakan jihad. Polisi menduga pelaku ini disuruh.
"Dan perlu ditekankan penyidik ini akan menelusuri, pertama siapa yang memviralkan kemudian yang kedua siapa yang menyuruh, siapa yang memviralkan. Ini ada perhatian khusus dari Polda Jabar, jadi penyidik sedang melakukan penyelidikan," ujar Erdi.
Dengan ditetapkannya status penyelidikan, kata Erdi, polisi mulai bekerja untuk mencari tahu misteri siapa yang menyuruh mereka.
"Minggu depan ada beberapa orang yang akan akan kami panggil untuk klarifikasi terkait masalah kasus itu yang ada di Majalengka," katanya.
Sementara itu, beredar sejumlah konten media sosial yang menyebutkan ada pihak-pihak yang menyuruh agar melantunkan azan menghadap kiblat namun disertai ajakan jihad.
"Sekali lagi, ini akan didalami oleh penyidik ya, mohon doanya mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa diungkap siapa yang menyuruh dan memviralkan terkait masalah azan ini," ucapnya.
Dalam kasus ini, tujuh orang di Majalengka sempat diamankan dan meminta maaf ihwal lantunan azan itu. Polisi juga sudah menginterogasi mereka.
"Mereka sudah diinterogasi. Hasilnya sedang didalami. Ponsel mereka juga diperiksa," ucapnya.
Editor: Dewi Agustina