Jusuf Kalla

Jusuf Kalla: Pembantaian di Sigi Pelanggaran Luar Biasa, Tolak Masjid Jadi Tempat Azan Jihad

Editor: Aswin_Lumintang
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jusuf Kalla, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI)

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Menyikapi kondisi bangsa yang semakin rentan dengan isu SARA termasuk seruan jihad, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla ikut memberikan imbauan yang meneduhkan umat dan masyarakat.

Tak hanya itu, JK sapaan akrabnya meminta sikap tegas dari aparat keamanan.

Jusuf Kalla (Tribunnews)

Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Muhammad Jusuf Kalla, menolak seruan jihad yang dikumandangkan sekelompok orang melalui azan di masjid.

Menurut JK, azan jihad adalah sebuah kekeliruan yang harus diluruskan.

”Azan 'hayya alal jihad' itu keliru, harus diluruskan. DMI menyatakan secara resmi menolak hal-hal seperti itu. Masjid jangan dijadikan tempat untuk kegiatan yang menganjurkan pertentangan,” kata JK dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/12/2020).

Pernyataan JK itu disampaikannya menyusul beredarnya video di media sosial yang merekam sekelompok orang di masjid yang melafalkan azan dengan tambahan kata jihad.

Baca juga: Karni Ilyas Host ILC TV One Dipanggil Kejaksaan, Terseret Kasus Pengalihan Aset Tanah

Baca juga: Sering Pamer, Selebgram Cantik Jadi Korban Perampokan, Diikat Bersama Bayinya, Rp 7.6 Miliar Ludes

Baca juga: Kapolda Sulut Irjen Pol RZ Panca Putra Hadiri Upacara HUT ke-70 Polairud di Bitung

 
Dalam video yang sempat viral itu tampak sejumlah orang bergamis putih dan berpeci mendengarkan azan.

Muazin meneriakkan “hayya alajihad” yang disambut oleh jamaah lain dengan ucapan yang sama disertai kepalan tangan.

Dalam video yang dibagikan akun Twitter @AntiBuzzerRp, tak kurang 10 video azan yang menayangkan ajakan jihad dibagikan.

Seluruh video itu direkam oleh orang dan di tempat berbeda-beda.

Video tersebut dinilai menimbulkan keresahan karena masjid jadi tempat ajakan berjihad.

JK menjelaskan, jihad selama ini kerap disalahartikan dengan membunuh, mengebom, atau saling mematikan.

Ia menyinggung kasus pembantaian di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, belakangan ini yang dinilai sebagai bentuk pelanggaran luar biasa dan harus dihukum oleh negara.

Sementara menurutnya, jihad tak selamanya bermakna negatif.

JK menuturkan, menuntut ilmu atau berdakwah juga bisa diartikan berjihad.

Halaman
123

Berita Terkini