Israel Dituding Bunuh Ilmuwan Mohsen Fakhrizadeh-Mahabadi, Iran Tak Terima dan Bersumpah Membalas

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Israel Dituding Bunuh Ilmuwan Mohsen Fakhrizadeh-Mahabadi, Iran Tak Terima dan Bersumpah Membalas

Pernyataan Rouhani merujuk pada kerja sama AS yang biasa ia sebut sebagai "arogansi global" dengan Israel sebagai "rezim Zionis".

"Pembunuhan Fakhrizadeh menunjukkan keputusasaan musuh kita dan kedalaman kebencian mereka...Serangan itu tidak akan memperlambat pencapaian kita," terang Rouhani seperti yang dilansir dari BBC pada Sabtu (28/11/2020).

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengimbau masyarakat internasional untuk "mengutuk tindakan teror negara tersebut".

"Teroris membunuh seorang ilmuwan Iran terkemuka hari ini," kata Zarif dalam sebuah tweet.

Duta Besar Iran untuk PBB, Majid Takht Ravanchi mengatakan pembunuhan itu jelas melanggar hukum internasional dan seperti dirancang untuk mendatangkan malapetaka di wilayah tersebut.

Zarif menyalahkan Israel atas serangan itu dengan mengatakan itu memiliki "indikasi serius peran Israel".

Nama Fakhrizadeh secara khusus disebutkan dalam presentasi PM Israel Benjamin Netanyahu tentang program nuklir Iran pada April 2018.

Sementara ini, belum ada komentar dari Israel tentang pembunuhan itu.

The New York Times mengutip 3 pejabat AS, termasuk 2 pejabat intelijen, yang mengatakan Israel berada di balik serangan itu.

Baca juga: Trump Tuding 80 Juta Suara Biden Penipuan, Ngotot Tetap Tinggal di Gedung Putih

Apa konteksnya?

Berita pembunuhan itu muncul di tengah kekhawatiran baru tentang peningkatan jumlah uranium yang diperkaya dan diproduksi negara itu.

Uranium yang diperkaya merupakan komponen penting untuk pembangkit tenaga nuklir sipil dan senjata nuklir militer.

Kesepakatan 2015 dengan 6 kekuatan dunia telah membatasi produksinya, tetapi sejak Presiden AS Donald Trump membatalkan kesepakatan pada 2018, Iran telah dengan sengaja mengingkari perjanjiannya.

Joe Biden telah berjanji untuk terlibat kembali dengan Iran ketika dia menjadi presiden AS pada Januari, meskipun ada tentangan lama dari Israel.

Mantan kepala Badan Intelijen Pusat AS (CIA), John Brennan, mengatakan pembunuhan ilmuwan itu adalah tindakan "kriminal" dan "sangat sembrono" yang berisiko memicu konflik di wilayah tersebut.

Dalam serangkaian tweet, dia mengatakan kematian Fakhrizadeh "berisiko terjadinya pembalasan mematikan dan babak baru konflik regional".

Brennan menambahkan bahwa dia tidak tahu "apakah pemerintah asing mengizinkan atau melakukan pembunuhan Fakhrizadeh".

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tak Terima Ilmuwan Nuklirnya Dibunuh, Iran Bersumpah akan Membalas

Berita Terkini