Murid-muridpun tertawa dan berkata
“Kami tak suka daftar logaritma.
Taka da gunanya!”
“Kalian tak ingin maju?”
“Kemajuan bukan soal logaritma,
Namun adalah soal perundingan.”
“Jadi, apa yang kalian inginkan?”
“Kami tak ingin apa-apa.
Kami sudah punya semuanya.”
“Kalian ngacau!”
“Kami tak mengacau
Kami tak berpolitik
Kami merokok dengan santai
Seperti ayah-ayah kami di kantor mereka:
Santai, tanpa politik berunding dengan Cina
Berunding dengan Jepang
Mencipta suasana girang.
Dan di saat ada pemilu,
Kami membantu keamanan,
Meredakan partai-partai.”
Murid-murid tertawa
Mereka menguasai perundingan
Ahli lobbying
Paham akan gelagat
Pandai mengikuti keadaan
Mereka duduk di kantin,
Minum sitrun,
Menghindari ulangan sejarah.
Mereka tertidur di bangku kelas,
Yang telah mereka bayar sama mahal
Seperti sewa kamar hotel.
Sekolah adalah pergaulan,
Yang ditentukan oleh mode.
Yang dijiwai oleh impian kemajuan menurut iklan.
Dan bila ibu guru berkata:
“Keluarkan daftar logaritma!”
Murid-muridpun tertawa
Dan di dalam suasana persahabatan,
Mereka mengomel ibu guru mereka.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Puisi untuk Guru Tercinta Menyentuh Hati, Bagikan di Hari Guru Nasional 25 November 2020
Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul Kumpulan Puisi Tentang Guru yang Menyentuh Hati, Cocok untuk Ucapan Selamat Hari Guru 25 November, https://batam.tribunnews.com/2020/11/25/kumpulan-puisi-tentang-guru-yang-menyentuh-hati-cocok-untuk-ucapan-selamat-hari-guru-25-november?page=all
Kunjungi channel Youtube kami: