Demo UU Cipta Kerja

Minta Anak SD yang Ikut Demo Jangan Dikeluarkan dari Sekolah, Anies Baswedan: Tidak Zamannya Lagi

Editor: Ventrico Nonutu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sejumlah anak sekolah yang ditangkap saat mengikuti demonstrasi menolak UU Cipta Kerja mendapat banyak sorotan.

Salah satunya datang dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Diketahui ada lima di antara anak yang tertangkap merupakan pelajar Sekolah Dasar (SD) yang masih berumur 10 tahun.

Baca juga: Gatot Nurmantyo hingga Rocky Gerung Ditolak Jenguk Aktivis KAMI, Ini Alasan Polri

Baca juga: Wakil Presiden Ke-9 RI, Hamzah Haz Dirawat di RSPAD, Alami Sakit Akibat Gangguan Fungsi Organ

Anies pun meminta agar pelajar yang mengikuti demo agar tidak dikeluarkan dari sekolah.

Menurut Anies, pelajar yang bermasalah seharusnya mendapatkan pendidikan yang lebih banyak.

Cara memberikan hukuman dengan mengeluarkan dari sekolah bukanlah cara yang tepat untuk anak tersebut bisa belajar.

"Saya selalu sampaikan sudah tidak zaman lagi kalau anak yang bermasalah malah dikeluarkan dari sekolah," ujar Anies dalam rekaman saat wawancara di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (15/10/2020).

Adapun Polda Metro Jaya berencana membuat surat pernyataan kepada para orangtua dan sekolah pelajar yang tertangkap saat kerusuhan.

Tujuannya agar orangtua mengetahui dan bisa mengawasi anak tersebut.

Anies sendiri tidak mempermasalahkan rencana tersebut.

Sebab menurutnya, sekolah dan orangtua harus merespons dengan memberikan pendidikan yang baik.

"Ini prinsip pendidikan, kalau ada anak yang memerlukan pendidikan lebih jauh."

"Justru harus diberikan lebih banyak bukan justru malah dikurangi," kata Anies, dikutip dari Kompas.com.

Anies mengatakan, anak-anak yang ikut demonstransi harus banyak mendapat perhatian dari sekolah, bukan dikeluarkan.

"Kalau bermasalah justru harus dapat banyak perhatian dari sekolah."

"Kalau dia dikeluarkan maka tidak ada yang membina," katanya.

Anies juga meminta agar orangtua pelajar di rumah dapat memberi bimbingan dan pengertian terkait demonstransi.

Pasalnya di masa pandemi ini, guru tidak bisa melarang pelajar untuk mengikuti demonstrasi.

"Ya karena kan mereka di rumah dan orangtua berada di rumah bersama dengan anak-anak."

"Kalau guru malah tidak di sekolah jadi guru tidak bisa," kata Anies.

"Seperti dulu misalnya tahun lalu kan guru menjaga agar anak-anak tetap berada di sekolah sampai jam sekolah selesai."

"Kalau sekarang saya mengimbau orang tuanya untuk mereka mendidik bersama di rumah dan orang tuanya membimbing," lanjutnya.

Bahkan, Anies menegaskan jika siswa akan melalukan demonstransi, maka hal ini harus sepengetahuan orangtua.

"Jadi keputusan-keputusan untuk pergi harus pamit kepada orangtua."

"Apalagi pergi keluar di masa pandemi beginian berisiko," kata dia.

Untuk diketahui, sebanyak 1.377 orang ditangkap polisi buntut dari demo tolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja yang berujung ricuh di Jakarta, Selasa (13/10/2020).

Dari jumlah tersebut, ada lima orang pelajar yang masih berada di tingkat Sekolah Dasar (SD).

"Dari 1.377, dievaluasi 75-80 persen adalah anak-anak sekolah."

"Bahkan ada 5 anak SD yang umurnya sekitar 10 tahun," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus kepada wartawan, Rabu (14/10/2020).

Yusri menjelaskan, jumlah pelajar yang diamankan setidaknya ada 900 orang.

Sedangkan sisanya berstatus mahasiswa dan pengangguran. 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Anak SD Tertangkap saat Demo Tolak UU Cipta Kerja, Ini Kata Gubernur DKI Anies Baswedan

https://www.tribunnews.com/metropolitan/2020/10/16/anak-sd-tertangkap-saat-demo-tolak-uu-cipta-kerja-ini-kata-gubernur-dki-anies-baswedan?page=all

Berita Terkini