Kedua, Mo’o Aheran atau saling menghargai. Jadi orang Mongondow itu saling menghargai. Siapa pun yang datang ke Mongondow harus diterima.
Ketiga, Mobo Bangkalan atau saling menghormati," ujarnya.
Sebut dia, budaya Mongondow sangat demokratis dalam memilih pemimpin.
Budaya sejak ribuan tahun itu selaras dengan konsep Pancasila dan NKRI.
"Saya sebagai peneliti kebudayaan memang belum mendapatkan sebuah patokan atau prinsip kita harus memilih si ini atau si itu,” akunya. (art)
• Cerita Marissa Hutabarat, Boru Batak yang Sukses Jadi Hakim di AS, Mimpinya Jadi Kenyataan
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO: