Seperti saat awal pengeroyokan, Yatno sempat menantang warga.
Berulang kali dia dipukul, namun tidak berdampak sama sekali.
“Bahkan dia seperti menantang warga untuk terus memukulinya,” tutur DD.
Seseorang kemudian memelorotkan celana yang dikenakan oleh Yatno.
Saat itu korban mengenakan celana panjang, di dalamnya ada celana pendek, dan celana dalam.
Saat celana panjang itu diturunkan, ternyata pukulan warga baru memberi dampak.
Melihat korban mulai terluka setelah kena pukulan, korban pun dikeroyok.
“Begitu dipukul langsung terluka, yang lain langsung menyerbu. Akhirnya terjadi pengeroyokan itu,” sambung DD.
Korban akhirnya mengalami luka parah di bagian wajah karena pukulan tangan kosong beramai-ramai.
Kasat Reskrim Polres Tulungagung, AKP Ardyan Yudo Setyantoro mengakui mendengar penjelasan dari saksi, soal sikap korban yang pamer kesaktian.
Namun pihaknya tidak menemukan benda tertentu yang mungkin menjadi jimat korban.
“Itu hanya cerita yang kami dengar dari warga yang kami periksa,” ucap Yudo.
Amuk massa ini bermula dari penangkapan pelaku pencurian kendaraan bermotor, K (17), B (16) dan J (26).
K dan B adalah dua anak kandung Yatno, sedangkan J dikenal sebagai anak buah Yatno.
Isu pun berkembang aksi K dan B mendapat dukungan Yatno.