Jenderal AH Nasution, Peletak Dasar Perang Gerilya Melawan Belanda, Lolos dari Penculikan G30S PKI

Editor: Ventrico Nonutu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenderal TNI AH Nasution, Jendral yang Lolos Dari Seranggan G30S PKI

Namun sang ibunda ingin Nasution belajar kedokteran di Batavia.

Nasution menikahi Johanna Sunarti dan memiliki dua anak, Hendrianti Saharah dan Ade Irma Suryani.

Saat lulus sekolah pada 1932, Nasution menerima beasiswa untuk belajar mengajar di Bukit Tinggi.

Lalu pada 1935, Nasution melanjutkan studi selama tiga tahun di Bandung.

Nasution yang awalnya ingin menjadi guru pun lama-lama tertarik ke dunia politik.

Nasution membaca banyak buku karya Soekarno bersama teman-temannya.

Setelah itu ia kembali ke tanah kelahirannya dan mengajar di Bengkulu.

Setahun setelahnya, Nasution pindah ke Tanjung Raja dekat Palembang untuk mengajar.

Pada 1940, saat Belanda menjajah Indonesia, Nasution bergabung dalam korps perwira cadangan kolonial Belanda.

Nasution berpikir itu adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan pelatihan militer.

Nasution kemudian dikirim ke Akademi Militer Bandung untuk pelatihan dan pada 1940 dipromosikan menjadi kopral, lalu menjadi sersan.

Nasution diangkat menjadi perwira di Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL).

Karier Nasution terus meningkat, di antaranya menjadi Wakil Panglima Besar di Yogyakarta (1948), Panglima Komando Jawa (1948-1949), lalu KSAD (1949-1952 dan 1955-1962).

Serta Menteri Keamanan Nasional (1959-1966), Wakil Panglima Besar Komando Tertinggi (1962-1963 dan 1965) hingga Ketua MPRS (1966-1972).

Halaman
123

Berita Terkini