merebut kendali perusahaan, dan mengambil hak asuh anak.
Kondisi kesehatan fisik dan mentalnya merosot dan dia mengalami susah tidur.
Kronologi Pembunuhan Berdarah yang Dingin
Pada siang hari, Tan sedang dalam perjalanan menuju ke kantornya ketika dia melihat menantu sedang makan siang di kedai kopi di Jalan Telok Ayer.
Setibanya di kantor, pelaku menuju ke dapur mengambil sebuah pisau.
Sesampainya di kedai kopi Tan menghampiri Tuppani dan berkata, “Kamu memang keterlaluan.”
Tak lama kemudian dia mengeluarkan pisau dari tas dan menghunuskannya ke dada korban tiga kali.
Tuppani sempat coba berlari dengan luka tusuk di dadanya, tapi akhirnya jatuh pingsan di restoran sebelah di Jalan Boon Tat dan meninggal dunia di tempat.
Tan kemudian menendang wajah menantunya itu dua kali dan menghalau kerumuman yang kaget bukan kepalang melihat apa yang baru terjadi.
Pengusaha perkapalan itu memberitahu kerumunan, "Ini Menantu saya, tidak perlu tolong dia, dia pantas mati."
Tan dengan tenang meletakkan pisau di samping meja dan kemudian duduk menunggu kedatangan polisi.
Sambil menunggu dia menelepon putrinya dan berkata,
”Ayah tidak bisa tidur kemarin malam.
Ayah sudah melakukannya. Jangan menangis. Ayah sudah tua.