Pada akhirnya, Lettu Pierre Tendean harus gugur di tangan orang-orang yang menyerangnya.
Meski Pierre Tendean tak lagi bernyawa, kakinya diikat lalu dimasukkan ke dalam sumur di Lubang Buaya.
Pada usianya yang masih muda, Lettu Pierre Tendean tinggal menjadi kenangan dalam peristiwa mengerikan itu.
Kematiannya memberikan luka mendalam terhadap keluarganya.
Padahal, pada November 1965, Lettu Pierre Tendean dijadwalkan akan menikahi wanita pujannya, Rukmini Chaimin. Pernikahan The Rising Star itu rencananya digelar di Medan.
Takdir berkata lain. Ia diculik demi melindungi atasannya, sehingga berakhir tragis di lubang buaya.
Sebagai bentuk penghormatan, Pierre Tendean mendpat kenaikan pangkat menjadi kapten.
Kapten Pierre Tendean pun ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia pada 5 Oktober 1965.(*)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul G30S/PKI - Kisah Pilu Pierre Tendean Batal Nikah di Medan, Berani Ngaku Sebagai Jenderal AH Nasution, https://medan.tribunnews.com/2020/09/25/g30spki-kisah-pilu-pierre-tendean-batal-nikah-di-medan-berani-ngaku-sebagai-jenderal-ah-nasution?page=all.