TRIBUNMANADO.CO.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) tengah menggelar Sensus Penduduk (SP) 2020.
Setelah sukses Sensus Penduduk Online pada 15 Februari hingga 29 Mei 2020, BPS melakukan SP lanjutan melalui tatap muka dan wawancara di Bulan September ini.
BPS berharap, bisa mendata seluruh Warga Negara Indonesia (WNI). Kendati begitu, SP bukan tantangan.
• Kepala BPS Turun Malam Hari Mendata Tuna Wisma & Gelandangan,Wawancara Orang Tiduran di Emperan Toko
• BPS Sulut Lakukan Sensus Malam, Catat ABK di Pelabuhan Bitung
• SIM Keliling Hari Ini Rabu 16 September 2020, Ini Lokasi Pelayanannya
Apalagi, saat ini dunia tengah menghadapi pandemi Covid-19. Mendata pasien Covid-19 yang tengah diisolasi di pusat pelayanan kesehatan atau menjalani karantina mandiri menjadi tantangan Petugas Sensus dan BPS.
Kepala BPS Sulut, Dr Ateng Hartono mengakui kondisi tersebut menjadi tantangan tapi bukan berarti tak bisa mendata.
"Pasien Covid-19 yang dikarantika di RS, isolasi mandiri tetap kita catat. Petugas Sensus akan mencatatnya melalui keluargnya," kata Ateng kepada Tribun Manado usai Sensus Penduduk Malam di Manado, Rabu (16/09/2020).
Begitu juga, SP ini juga akan mencatat dan memverifikasi data penduduk yang meninggal selang SP Online dan SP 'manual'.
"Kan bisa saja ada yang meninggal, bisa juga karena Covid-19, itu juga kita catat," kata Ateng.
Terkait itu, Ateng bilang, SP di tengah pandemi mengubah strategi dan cara BPS melakukan pendataan.
Petugas SP wajib mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti topi, masker, faceshield, sarung tangan dan membawa hand sanitizer.
Selain itu, mereka mengenakan atribut pengenal seperti topi, rompi, tanda pengenal, tas dan lain-lain. Atribut bertuliskan Petugas Sensus Penduduk 2020.
"Kami berharap masyarakat bersikap terbuka, proaktif demi terwujudnya Satu Data Indonesia," kata Ateng. (ndo)
Subscribe YouTube Channel Tribun Manado: