Mereka bergantian mendorong sebuah sepeda mainan yang sudah rusak.
Juju menuturkan, pelajaran daring selama masa pendemi Covid-19 tak tentu waktu.
"Bisa seminggu sekali, dua kali atau lebih, tergantung gurunya," katanya.
Juju mengaku selalu tanggung dengan metode pelajaran seperti itu.
Pelajaran berakhir saat ia baru mulai menikmati prosesnya. "Waktunya singkat," katanya.
Pulang sekolah, Juju harus menjalani struggle for life. Tak ada waktu untuk bermain - main baginya sebagaimana anak anak seusianya.
Juju harus terjun ke dunia orang dewasa agar dapur di rumahnya terus mengepul.
"Sore saya ke pantai dan tarik soma (pukat)," kata dia.
• Blusukan di Tutuyan II, Warga Doakan Amalia Landjar Menang Pilbup Boltim
Atas usahanya itu, Juju dibayar 500 per ikan. Uang hasil menarik soma ia serahkan ke ibunya.
"Kami pakai makan sehari hari," kata dia.
Ayah Juju yang jadi buruh kapal ikan rutin mengirim uang setiap bulan. Tapi jumlahnya tak cukup.
Barang - barang kebutuhan pokok naik di masa Covid.
"Saya bantu orang tua," katanya.
Meski sesak namun semangat untuk menjadi Armed masih membara di dadanya.
Ia hakul yakin suatu hari dapat menembakkan meriam.
• Sumpah Donald Trump, Serangan dari Iran akan Dibalas 1.000 Kali Lebih Dahsyat
Yoga siswa kelas dua SD yang juga dijumpai Tribun di pantai Bungin mengaku bekerja untuk
membantu orang ruanya.