Adapun kendala yang dihadapi ketika belajar Daring, yaitu ada yang tidak punya handphone, kuota terbatas, jaringan internet lemot alias lalod.
Lalu kesediaan siswa mendapatkan kuota terbatas, karena orang mereka terdampak covid-19 dan berdampak ke perekonomian.
Kendala terbesar kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak efektif karena, situasi belajar dilaksanakan interaksinya hanya oline.
Siswa mungkin sulit cerna materi. Karena guru biasa mengajar 3 sampai 4 jam, kali ini hanya 1 jam.
Selain itu peserta didik dalam menerima materi banyak dan harus dipahami dalam waktu yang sangat singkat.
• Lakalantas Maut, 6 Orang Tewas, Mobil Kijang Ringsek Usai Tabrakan dengan Truk, Begini Kronologinya
Untuk luring kendalanya di cuaca, ketika guru dan peserta didik hendak ke tempat kegiatan belajar (TKB), berdampak pada durasi waktu yang disiapkan untuk mengajar yang hanya 50 menit.
Ketika sudah berjalan waktu sementara masih ada siswa yang berdatangan ke TKB.
Ditempat terpisah Kepala SMPN 2 Bitung, Tommy Paat S.Pd menyampaikan untuk metode luring dilaksanakan setiap hari Sabtu sekaligus home visit oleh para guru.
Dalam belajar daring fasilitas yang diberikan sekolah mulai dar 38 ruangan, lapton masing- masing 1 orang 1 laptop.
Lalu ada wifi, yang sudah di tambah daya karena penggunaan banya 30 menit ganti guru.
• Tewaskan 6 Orang Termasuk Satu Keluarga, Ini Daftar Nama-nama Korban Kecelakaan Maut Truk vs Kijang
"Mendukung metode daring, kami mengarahkan 38 guru per mata pelajaran plus 38 unit laptop. Muncul persoalan ketika listrik padam saat daring berjam-jam," kata Paat.
Untuk metode luring di SMPN 2 Bitung, tidak berlangsung di tempat kegiatan belajar (TKB).
Lalu proses belajar Daring kendalanya, ada di pulsa untuk membuat kuota oleh para siswa yang ekonominya kurang mampu, belum terpenuhi optimal.
Ada pula keluhan dari orang tua terkait proses daring yaitu penggunaan pulsa tinggi.
Sehingga pihaknya punya kiat, guru dan siswa mampu bisa membantu mereka yang kurang mampu.