Kita tidak bisa hanya sekedar menumpang nama kebangsaan.
Kita harus berjuang, berdoa untuk bangsa kita.
Tidak hanya dalam kehidupan berkebangsaan, kasih pun harus kita terapkan dimanapun kita ditempatkan untuk melayani. Kasih seharusnya menjadi dasar pelayanan kita.
Tanpa kasih, kita tidak akan sanggup untuk melayani dengan setia. Kasih yang akan menguatkan kita untuk terus melakukan pelayanan kita sesuai dengan yang dikatakan ayat Alkitab tentang pelayanan.
Tidak pantang menyerah
Tidaklah mudah bagi Yeremia untuk menjalani tugasnya sebagai nabi. Berulang-ulang kali ia mengingatkan bangsa Israel, tetapi ia tetap ditolak.
Bangsa Israel berkeras hati, begitu bebal, tidak mau mendengarkan Yeremia sama sekali. Bahkan mereka berencana untuk menghukum mati Yeremia.
Namun, oleh karena kasih yang ia miliki, Yeremia tidak menyerah. Segala rintangan yang ada, ia tetap mengerjakan tugasnya dengan baik. Bukan hasil akhirnya yang ia pikirkan.
Yeremia hanya berpikir untuk melakukan yang terbaik dalam pelayanannya.
Keteladanan Yeremia ini sangat baik untuk kita tiru ketika kita berada dalam masa kesulitan. Masa-masa kesulitan, penolakan bukanlah sesuatu yang dapat kita perkirakan.
Masa-masa itu juga pasti akan datang. Ingatlah bahwa kita tidak akan pernah bisa menyenangkan semua orang. Oleh karena itu, hasil akhir tidak menjadi nomor satu dalam pelayanan kita.
Hal yang menjadi nomor satu dari pelayanan kita adalah sikap hati terbaik yang kita berikan kepada Allah.
Hasil akhir seharusnya kita serahkan kepada kehendak Allah sesuai dengan yang dikatakan ayat Alkitab tentang berserah.
Itulah beberapa keteladanan Yeremia. Mungkin ada dari kita yang masih belum mengerti apa panggilan Tuhan dalam hidup kita. Jika memang belum, teruslah setia untuk mencari tahu.
Jangan pernah menyerah untuk mengenal kehendak Tuhan dalam kehidupan kita. Selain itu, kita pun harus terus mempersiapkan diri untuk menerima panggilan Tuhan.