"Tadi dikatakan bahwa anak saya depresi, dari hasil labfor, dari hasil RSCM, kemudian anak saya, seperti yang Mbak ketahui itu, tapi di hari-harinya itu dia tidak menampakkan depresi,
bahkan dia berangkat bekerja, masih mau mengantar ibunya untuk cari tukang urut yang bagus, karena adiknya itu tidak bisa berjalan," papar Suwandi.
Ayah Yodi Prabowo itu meyakini anaknya hidup dengan penuh harapan.
"Kalau orang depresi, ini menurut saya awam ya, kalau dia depresi, paling nggak dia tidak bisa kerja, tidak punya harapan. Dia punya harapan."
"Hari-hari ini punya harapan, ada satu sebelum kejadian ini mungkin kurang-lebih satu bulan dia mencari uang tambahan karena berkeinginan untuk menikah," tegas Suwandi.
Yodi Prabowo Diduga Bunuh Diri
Dalam penyelidikan ini, polisi menyimpulkan kematian Yodi Prabowo akibat bunuh diri.
"Dari beberapa faktor penjelasan dari TKP, keterangan ahli, keterangan saksi, olah TKP, keterangan lain dan bukti petunjuk lain,
penyidik sementara ini berkesimpulan bahwa yang bersangkutan diduga kuat melakukan bunuh diri," ujar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat pada Sabtu (25/7).
Tubagus mengatakan, kesimpulan itu didapat penyidik dari hasil pemeriksaan saksi-saksi dan ahli, bukti-bukti yang ada serta fakta-fakta
yang diperoleh di lapangan juga petunjuk-petunjuk yang ada. Salah satu fakta yang ditemukan polisi adalah tidak ada ceceran darah di tempat lain.
"Fakta kedua tidak ditemukan ada ceceran darah di tempat lain," kata Tubagus.
Sampel darah yang ada di TKP adalah darah korban. Berikutnya, polisi menemukan adanya rambut di sekitar penemuan jenazah korban, dan setelah dicek ternyata milik korban.
"Satu bilah pisau ditemukan saat di TKP, nanti ada kaitannya dengan penjelasan berikut. Di TKP ditemukan rambut, rambut ini sudah dicek dan ini milik korban," jelas Tubagus.
Untuk diketahui, kasus kematian editor Metro TV Yodi Prabowo menyita perhatian publik.