TRIBUNMANADO.CO.ID - Amerika Serikat dan sekutunya disebutkan harus menggunakan "cara yang lebih kreatif dan tegas" untuk menekan Partai Komunis Tiongkok.
Hal ini bisa dilakukan agar Partai Komunis Tiongkok mengubah perilakunya dan menyebutnya sebagai "misi waktu kita".
Hal tersebut dikatakan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo kembali membidik China pada hari Kamis (23/7/2020).
Reuters memberitakan, saat berbicara di Perpustakaan Nixon di tempat kelahiran Presiden Richard Nixon di Yorba Linda, California, Pompeo mengatakan bahwa Nixon pernah mengkhawatirkan tentang apa yang telah ia lakukan dengan membuka dunia kepada Partai Komunis Tiongkok pada 1970-an.
"Presiden Nixon pernah berkata dia takut dia telah menciptakan "Frankenstein" dengan membuka dunia untuk Partai Komunis China. Dan di sinilah kita sekarang," kata Pompeo.
Nixon, yang meninggal pada 1994 dan menjadi presiden pada periode 1969-1974, membuka jalan bagi pembentukan hubungan diplomatik AS dengan Komunis China pada 1979 melalui serangkaian kontak, termasuk kunjungan ke Beijing pada 1972.
Dalam sebuah pidato besar yang disampaikan setelah perintah mengejutkan Washington bagi China untuk menutup konsulat Houstonnya, Pompeo mengulangi tuduhan yang kerap kali diajukan AS tentang praktik perdagangan Beijing yang tidak adil, pelanggaran hak asasi manusia, dan upaya untuk menyusup ke masyarakat Amerika.
Dia mengatakan militer China telah menjadi lebih kuat dan lebih mengancam. Itu sebabnya, pendekatan ke China harus berdasarkan rasa "tidak percaya dan memverifikasi", mengadaptasi mantra "kepercayaan tetapi memverifikasi" Presiden Ronald Reagan tentang Uni Soviet pada 1980-an.
"Kita, negara-negara yang mencintai kebebasan di dunia harus mendorong China untuk berubah... dengan cara yang lebih kreatif dan tegas, karena tindakan Beijing mengancam rakyat dan kesejahteraan kita. Jika dunia bebas tidak berubah, Komunis Tiongkok pasti akan mengubah kita," tambahnya seperti yang dikutip Reuters.
Dia mengatakan, ada satu sekutu NATO, yang tidak dia sebutkan negaranya, tidak mau membela kebebasan di Hong Kong karena mencemaskan keterbatasan akses ke pasar China.
Pidato Pompeo ini dilakukan pada saat hubungan AS-China merosot ke titik terendah dalam beberapa dekade.
Sementara, Presiden Donald Trump dan penantang Demokratnya Joe Biden, tampaknya saling bersaing satu sama lain mengenai siapa yang dapat tampil paling tangguh terkait masalah Beijing menjelang pemilihan umum presiden pada 3 November mendatang.
Hubungan AS dengan China semakin memburuk karena berbagai masalah mulai dari pandemi virus corona yang baru, yang dimulai di China, hingga praktik perdagangan dan bisnis Beijing, klaim teritorialnya di Laut China Selatan dan tindakan kerasnya terhadap Hong Kong.
Dalam eskalasi dramatis, Washington pada hari Selasa kemarin memberi China tenggat waktu 72 jam untuk menutup konsulat di tengah tuduhan mata-mata yang tersebar luas.
Pompeo mengatakan konsulat telah menjadi "pusat mata-mata dan pencurian kekayaan intelektual."