Pakar virologi China dengan secepat kilat mengurai informasi genetika virus corona jenis baru yang kemudian diberi nama SARS-Cov-2 itu.
Tanggal 21 Januari 2020, mereka mempublikasi struktur genomiknya dan tiga hari kemudian rincian deskripsi virusnya.
Data ini memungkinkan para dokter dan pakar mikrobiologi di seluruh dunia untuk mengembangkan obat maupun vaksinnya.
Yang khas dari virus corona ini adalah duri-duri proteinnya yang disebut ACE-2 yang berlokasi pada permukaannya.
Itu sebabnya mengapa pengembangan obat dan vaksin sebagain besar difokuskan pada mengikat atau memblokir duri protein ini, atau membuatnya tidak efektif dengan berbagai cara penularan dan pencegahan.
Saat ini sudah diketahui, lewat berbagai riset, antara lain oleh pakar virologi yang meneliti kota Heinsberg hotspot pertama di Jerman, virus terutama menyerang tenggorokan dan paru-paru.
Penularan terjadi, selain dengan cara kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi, juga bisa lewat aerosol atau percikan cairan di udara.
Penyebaran terutama lewat sistem air-conditioning, seperti yang digunakan secara luas di pabrik pengolahan daging.
Ruang tertutup dengan banyak orang di dalamnya juga sangat berbahaya bagi penularan.
Itu sebabnya lockdown, terutama dengan menutup tempat-tempat hiburan umum dan menangguhkan pekan raya dan pameran serta acara-acara besar lain, terbukti efektif meredam penyebaran penyakit.
Pemakaian masker yang menutup hidung dan mulut, kini menjadi tindakan standar di berbagai negara di dunia untuk meredam penularan.
Para pakar medis terutama menyarankan tindakan yang lebih penting.
Yakni lebih sering mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak fisik dan membuka ventilasi ruangan agar udara segar masuk.
Walaupun diketahui sejumlah binatang peliharaan, seperti kucing, anjing atau cerpelai bisa terinfeksi oleh manusia.
Tapi hal ini tidak memainkan peranan besar dalam rantai infeksi.