Berita Internasional

Main Game 22 Jam Sehari, Remaja Ini Alami Stroke Otak & Kelumpuhan di Tengah Pandemi Covid-19

Editor:
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Main Game

Akibat kurang istirahat dan kecanduan game tersebut, Xiaobin didiagnosis menderita stroke otak setelah dilakukan CT Scan.

Parahnya, ia juga kehilangan indera perasanya di bagian lengan dan tangan kirinya yang berakhir kelumpuhan.

Dr Li, seorang spesialis otak di rumah sakit, mengatakan bahwa kondisi bocah lelaki itu disebabkan oleh gaya hidupnya yang tidak sehat dari bermain-main game komputer dan begadang.

Dia mengatakan kepada media lokal: ‘Alasan utamanya adalah dia memiliki pola tidur dan makan yang tidak teratur karena dia tidak di sekolah. Orang tua juga terlalu menoleransi perilakunya.

"Kurangnya gizi dan istirahat telah menyebabkan berkurangnya jumlah darah dan oksigen di otaknya dan menyebabkan stroke otak," kata Dr Li.

ilustrasi otak 1 (tribunnews)

 Gamer muda itu telah menerima perawatan rehabilitasi di rumah sakit Nanning.

Dr Jin, kepala terapis di fasilitas itu, mengatakan bahwa sulit untuk menentukan apakah Xiaobin dapat sepenuhnya pulih.

Diketahui, kecanduan video game telah menjadi masalah sosial yang terus muncul di kalangan anak-anak muda.

Bahkan banyak yang lebih memilih meninggalkan studinya untuk bermain game online.

Banyak orang tua menggunakan cara kamp rehabilitasi 'detoks digital' sebagai upaya terakhir untuk membatasi fiksasi anak-anak mereka di dunia digital. (*)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul ABG China Kecanduan Game Alami Kelumpuhan Tangan, Main 22 Jam/Hari selama Lockdown Virus Corona https://wartakota.tribunnews.com/2020/07/10/abg-china-kecanduan-game-alami-kelumpuhan-tangan-main-22-jamhari-selama-lockdown-virus-corona?

Berita Terkini