Dalam video itu, Mamduh ingin menyampaikan pesan kepada anak-anak muda yang mempunyai keinginan menjadi guru.
"Video ini teruntuk adik-adik yang kalau misalnya ditanya cita-cita terus pengen jadi guru."
"Jadi guru itu bukan cita-cita, nasib, tragis, kalau seandai kehidupan guru honorer diangkat jadi film rasanya itu terlalu vulgar, dikecam KPI, konten negatif masuknya ke deep web," ujarnya.
Bahkan, dirinya menyebut gaji dari guru honorer lebih kecil dari nilai ulangan tokoh kartun Nobita.
"Anda harus tahu kalau gaji kami itu lebih kecil dibanding dari nilai ulangannya Nobita."
"Nobita ulangan nilai nol, gaji kami kalau misalkan dikalkulasikan sama kebutuhan, minus," jelas dia.
"Ni gaji Rp 100 ribu mau makan enak aja mitos. Solusinya, kita kalau mau makan enak Rp 100 ribu kita dibeliin kuota 10 Giga, buka YouTube tonton tuh Tanboy Kun mukbang sebulan," lanjut Mamduh.
Ia menambahkan, tugas sebagai guru honorer itu memerlukan usaha yang besar.
Sebab, tidak semua murid yang diajar itu menurut saat di dalam kelas.
"Effort-nya gede, di kelas ngadepin anak yang badungnya bukan main, kita lagi ngajar di kelas ngejelasin ada aja yang gendang-gendang meja, ada yang jadi vokal, ada yang pakai suara dua, perkusi mereka."
"Kita di depan dianggap apa? Adi MS? Erwin Gutawa? Jayadi? Jayadi siapa? Jayadi siapa?" pungkasnya dalam video tersebut.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul VIRAL Guru Honorer Curhat Terima Gaji Rp 100 Ribu Sebulan, Ini Pesan dan Harapannya pada Kemendikbud