Pilkada 2020

Pilkada 2020, Pengamat Sebut Gabungan Parpol Bermacam-macam Konsolidasi Bisa Saja Rapuh

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ferry Daud Liando Pengamat Politik

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Ferry Daud Liando, Pengamat Politik dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) menyebut gabungan parpol yang bermacam-macam konsolidasi dan kekuatan bisa saja rapuh.

Hal ini ia sampaikan mengenai seberapa peluang partai medioker dalam menghadapi Pilkada 2020.

"UU Nomor 10/2016 menyebutkan bahwa parpol yang berhak mengsung calon kepala daerah adalah parpol peraih 20 persen kursi dari jumlah total di DPRD atau parpol peraih suara sebanyak 25 persen hasil pemilu sebelumnya," kata dia kepada Tribun Manado, Kamis (4/6/2020).

Ia mengatakan, kika dipersentase maka parpol harus memiliki 9 kursi, baru bisa memenuhi syarat untuk mengusung.

Selain itu, ia menjelaskan jika merujuk pada ketentuan itu maka hanya PDIP dan Nasdem yang memenuhi syarat.

Pemkab Minahasa Bakal Memilih Desa Sebagai Percontohan Penanganan Covid-19 di Minahasa

Namun, menurut pengamat politik Unsrat itu, dengan demikian masih dalam aturan yang sama menyebutkan jika parpol tidak mencapai ketentuan sebagaian penjelasan di atas masing-masing parpol yang tidak capai ambang batas itu bisa bergabung dengan parpol lain sampai ambang batas tercukupi.

"Cuma saja, gabungan parpol yang bermacam-macam ini konsolidasi dan kekuatan ya sangat rapuh," ucapnya.

Apalagi, jelas Ferry, kebiasaan yang sedang terjadi pada Pilkada sebelumnya gabungan parpol dalam mengusung calon sangat sarat dengan jual beli kursi.

"Untuk mencukupi ketentuan angka ambang batas, bakal calon yang berkepentingan membeli kursi DPRD dari parpol yang jumlahnya sedikit," beber dia.

Koalisi Golkar-Nasdem Terbuka Lebar, Isu Tukar Guling Mencuat

Terang Ferry, ke depan perlu pengetatan pengawasan terkait penggabungan kuris parpol peraih kursi kecil.

"Karena situasi ini sering jadi ajang jual beli," sebutnya.

Kalaupun, pungkas dia, parpol gabungan ini menang biasanya tata kelola pemerintahan buruk karena partai gabungan tidak solid. (Ang)

Sehan Landjar: BLT Dibelanjakan untuk Kebutuhan Pangan Bukan Beli Baju dan Pulsa

Berita Terkini