TRIBUNMANADO.CO.ID - Pandemi virus corona di indonesia membuat para tenaga medis berusaha keras merawat pasien Covid-19 agar sembuh.
Tetapi seiring berjalannya waktu mereka sering kali kecewa dengan tindakan masyarakat yang tak taati aturan pemerintah sehingga pasien terus bertambah.
Kabarnya sejumlah tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 di Jakarta mengaku tidak sempat pulang ke rumah hampir satu hingga tiga bulan karena harus bertugas memastikan seluruh pasien tertangani dengan baik.
• Jengkel, Pesan Penggali Kubur Bagi Pelanggar PSBB Covid-19, Kami Sudah Siapkan Lubang Makamnya
• Taiwan Memancing Amarah China Dengan Memberi Dukungan ke Pemrotes Hong Kong
• Disenjatai Torpedo dan Rudal, Kapal Selam AS Dikirim ke Indo-Pasifik, Tujuannya Laut China Selatan
"Sudah hampir tiga bulan tidak ketemu sama mama, sama ayah".
"Paling pulang ketemu sama suami, sempat juga harus dipisah dengan anak," kata Lia, seorang dokter yang tangani pasien Covid-19 di Puskesmas Duren Sawit, dalam unggahan video di Instagram @dkijakarta milik Pemprov DKI Jakarta, Minggu (24/5/2020).
Tidak hanya Lia, ada juga tiga orang dokter lainnya yaitu Indriani Febriani, Kevin William Hutomo, dan Suhartiningsih yang tidak bertemu keluarganya lebih dari satu bulan karena tangani pasien Covid-19.
Di tengah momen perayaan Lebaran yang biasanya digunakan banyak orang untuk berkumpul dengan keluarga, para tenaga medis itu memilih tetap bertugas dan tinggal di fasilitas yang telah disediakan pemerintah dibandingkan pulang ke rumah.
"Sebisa mungkin saya tidak pulang ke rumah karena bisa aja saya menjadi carrier (pembawa virus)," kata Kevin.
Pada saat diminta menghubungi keluarganya lewat panggilan telepon, keempatnya meminta maaf karena tak bisa pulang ke rumah.
Dokter Indriani yang bertugas di RSUD Pasar Minggu menitikkan air mata saat ibunya berpesan agar anaknya itu tetap berjuang melayani pasien Covid-19, meski berlebaran tanpa berjumpa dengan keluarganya.
"Pokoknya sabar ya. Teteh kan dari kecil mau jadi dokter. Harus dibuktikan sekarang, harus dijalani ya".
"Nanti kita pasti bertemu lagi," kata ibu dokter Indriani.
Para dokter itu berpesan dengan tegas agar di masa Lebaran ini, masyarakat tetap menjalani pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dengan disiplin dan tetap di rumah saja.
"Kami itu miris kalau pada waktu memeriksa, hasilnya tuh positif semuanya".
"Itu luar biasa sedihnya," kata dokter Suhartiningsih yang bertugas sebagai Kepala Satuan Pelaksana di Laboratorium Masyarakat dan menyayangkan masih banyak warga yang abai pada PSBB.