TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabar dari Pengamat politik Rocky Gerung kali ini memberikan pembelaan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sebelumnya selalu mengkritik tapi untuk saat ini tidak seperti biasanya, seperti yang diketahui sosok Rocky Gerung kerap memberikan kritik terhadap pemerintah, termasuk pada presiden.
Ternyata Rocky Gerung justru menyoroti peran dari Juru Bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman.
• Pemerintah Perbolehkan Warga Berusia 45 Tahun ke Bawah Beraktifitas saat Darurat Virus Corona
• Menaker: Perusahaan Wajib Bayar THR Karyawan Paling Lambat H-7 Lebaran
Rocky Gerung mempertanyakan tugas sebenarnya dari seorang juru bicara presiden.
Juru presiden dinilai tidak melakukan tugas yang semestinya, karena tidak mampu menerangkan apa yang dikatakan atau yang dimaksudkan oleh presiden.
Selain itu, juru bicara juga harusnya mampu melengkapi isi yang disampaikan oleh presiden, termasuk mengambil alih kelemahannya.
Hal ini disampaikannya dalam tayangan Youtube pribadinya, Rocky Gerung Official Minggu (10/5/2020).
"Kan juru bicara dia musti ambil alih kelemahan presiden, kelemahan dalam narasi, kelemahan dalam literasi, kelemahan di dalam sekeunsi logis dari argumentasi," ujar Rocky Gerung.
"Nah juru bicara itu musti lakukan itu, yang dilakukan oleh juru bicara justru adalah apologetik, membela dengan cara yang dangkal, publik juga merasa juru bicara itu musti bantu presiden, bukan malah membela bagian yang lemah dari presiden," jelasnya.
Rocky Gerung kemudian menjelaskan bahwa tugas juru bicara yang sebenarnya adalah menguatkan pernyataan dari presiden.
Menurut Rocky Gerung, Jokowi memang mempunyai keterbatasan dalam memberikan penjelasan yang detail kepada publik.
Hal itulah yang membuat terkadang banyak informasi yang salah dalam persepsi.
Namun Rocky Gerung mengaku tidak mempermasalahkan keterbatasan dari Jokowi tersebut andai itu bisa ditambal oleh juru bicara.
"Jadi fungsi juru bicara itu bukan speaker sebetulnya, tetapi menambahkan sesuatu di dalam abstraksi supaya ide presiden itu bisa dibaca tidak dengan meme, tetapi dengan reason," kata Rocky Gerung.
"Kan publik ingin dengar sesuatu yang tidak jelas dari presiden kan."
"Karena presiden memang tidak mempunyai kapasitas untuk menjelaskan seterang-terangnya, karena memang keterbatasan beliau dari dulu, maka juru bicara ambil alih itu,' sambungnya.
Tetapi kenyataanya Rocky Gerung menilai juru bicara justru hanya seperti menirukan apa yang dikatakan presiden sebelumnya.
Jika demikian maka tidak ada bedanya dengan presiden itu sendiri yang dinilai masih dibingungkan oleh publik.
"Ternyata juru bicara pakai langgam yang setara dengan presiden, jadi orang anggap apa bedanya," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 7.05
Sebut Publik Tak Percaya Pemerintah soal Corona
Sebelumnya, Rocky Gerung memberikan tanggapan sempat adanya simpang siur terkait isu kelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di tengah pandemi Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Rocky Gerung mengungkapkan bahwa kondisi tersebut terjadi lantaran tidak ada menteri ataupun tokoh pemerintah yang mampu menyakinkan masyarakat.
Hal itu juga dipengaruhi oleh minimnya data penanganan Virus Corona yang dipunyai pemerintah dan dibuka ke publik.
Dalam tayangan Youtube pribadi Rocky Gerung Official, Minggu (10/5/2020), dirinya menilai pemerintah saat ini bisa diibaratkan seperti orang buta data Virus Corona.
Kondisi tersebut tentu membuat masyarakat sedikit ragu dengan pemerintah yang berwacana ingin memberikan kelonggaran PSBB.
Karena banyak masyarakat yang beranggapan bahwa penyebaran Virus Corona di Indonesia masih berlangsung.
Menurut Rocky Gerung, pemerintah saja tidak mempunyai data yang jelas bagaimana bisa menyakinkan masyarakat.
"Kenapa terjadi kekacauan itu? Karena sumber yang dijadikan referensi untuk membuat analisis, untuk mengucapkan public relation tetap tidak ada," ujar Rocky Gerung.
"Jadi sumber data tentang keadaan covid ini tidak ada, satu pun menteri tidak ada," jelasnya.
Oleh karena itu, Rocky Gerung menanyakan siapa orang di pemerintah yang bisa memberikan data bahwa penyebaran Covid-19 sudah mereda sehingga tidak masalah untuk dilakukan pelonggaran aturan ataupun relaksasi.
Selain itu, Rocky Gerung juga menyakan data acuan yang digunakan untuk memprediksi penyebaran Covid-19.
"Setiap kita bertanya, 'Siapa sih yang bisa terangkan keadaan sebetulnya, curvanya bagaimana sebetulnya' sehingga orang percaya oke kalau begitu relaksasi," kata Rocky Gerung.
"Kalau kurvanya jelas, orang bisa buat prediksi, oke bulan Juni perusahaan-perusahaan mulai diaktifkan lagi," imbuhnya.
"Jadi Istana marah sendiri karena datanya enggak ada."
Lebih lanjut, Rocky Gerung mengatakan bahwa saat ini situasi di pemerintah justru berjalan sendiri-sendiri dengan kebijakan yang berbeda-beda tentunya.
Menurutnya, hal itu justru menambah bingung masyarakat dalam memahami maksud dan tujuan dari pemerintah.
"Dalam kegelapan data pasti enggak ada pegangan, oleh karena itu semua orang menganggap menteri ini punya kebijakan sendiri, menteri yang sana juga lain," ungkapnya.
"Padahal seharusnya itu satu pintu, hanya boleh keluar dari kepala dan ucapan Doni Monardo (Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19), kan dia yang tahu sebetulnya. Tapi suplay data ke dia juga macam-macam," pungkasnya.
Simak videonya 9.27:
• Jokowi Disebut Marah Besar, Pakar Epidemiologi Singgung: Lihat Situasi Kok Enggak Menurun?
• 50 Persen Pasien Virus Corona dari Luar Daerah, Risma Marah RS di Surabaya Sudah Kelebihan Kapasitas
• Perkembangan Terbaru 10 Calon Vaksin Virus Corona di Seluruh Dunia
• Agen Intelijen AS dan Inggris Saat Ini Sedang Cari Tahu Kebenaran dari Covid-19 di Wuhan
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul " Bela Jokowi, Rocky Gerung Justru Soroti Peran Juru Bicara Fadjroel Rachman: Orang Nilai Apa Bedanya? "