Ramadan 2020

BAGAIMANA Doa dan Tata Cara Iktikaf untuk Dapatkan Lailatul Qadar saat Ramadan?

Editor: Indry Panigoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Malam lailatul qadar adalah malam spesial yang hanya terjadi di malam-malam ganjil bulan puasa Ramadhan. Malam ini begitu istimewa, sampai para malaikat pun turun ke bumi demi menyambut peristiwa langka setahun sekali ini. Tak semua umat Islam yang berhasil mendapatkan lailatul qadar. Biasanya, orang yang berhasil bertemu lailatul qadar disebut sebagai orang yang beruntung dan dia akan diberikan kemuliaan oleh Allah seperti hidupnya bakal tenang dan lebih dekat lagi kepada Allah. Dikutip dari nu.or.id edisi 24 Juni 2016, di antara manusia yang beruntung pernah bertemu lailatul qadar adalah Nabi Muhammad SAW. Baca: Pangeran Arab Mohammed bin Salman Dikabarkan Meninggal Dunia Terkena 2 Peluru Tembakan Misterius Umat Islam meyakini bahwa malam lailatul qadar adalah malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Malam ganjil yang diyakini datang di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ini merupakan waktu yang diharapkan oleh seluruh umat Islam. Karena, apabila kita melakukan amal kebaikan pada malam itu, seolah-olah kita telah melakukan ibadah yang nilainya setara dengan 1.000 bulan atau 83 tahun. Keinginan untuk mendapatkan hikmah dan berkah lailatul qadar ini bukanlah sesuatu yang tidak beralasan. Rasulullah SAW menyeru kepada umatnya untuk menyongsong malam seribu bulan ini. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, “Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya.” (HR Bukhari 4/221 dan Muslim 1165). Baca: Lebaran Idul Fitri 2018 - Niat Zakat Fitrah dan Cara Menghitungnya Malam yang istimewa itu masih merupakan tanda tanya dan tidak diketahui secara pasti kapan datangnya. Namun, menjelang akhir Ramadhan, Rasulullah SAW biasanya lebih fokus beribadah, terutama sepuluh malam terakhir. Hal ini sebagaimana yang disebutkan ‘Aisyah: “Nabi Muhammad SAW ketika memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan memilih fokus beribadah, mengisi malamnya dengan dengan ibadah dan membangunkan keluarganya untuk ikut beribadah,” (HR Al-Bukhari). Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa Rasulullah SAW sedang duduk i’tikaf semalam suntuk pada hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan. Baca: Gubernur Jambi Zumi Zola Tiba-tiba Tawarkan Diri Jadi Justice Collabolator, Ini Jawaban KPK Para sahabat pun tidak sedikit yang mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah. Ketika Rasulullah berdiri salat, para sahabat juga melakukannya. Ketika beliau menengadahkan tangannya untuk berdoa, para sahabat pun serempak mengamininya. Saat itu langit mendung tidak berbintang. Angin pun meniup tubuh-tubuh yang memenuhi masjid. Dalam riwayat tersebut malam itu adalah malam ke 27 dari bulan Ramadhan. Di saat Rasulullah SAW dan para sahabat sujud, tiba-tiba hujan turun cukup deras. Masjid yang tidak beratap itu menjadi tergenang air hujan. Baca: PPDB Online 2018 Dibuka, Klik Pendaftaran Online Untuk Wilayah DKI Jakarta dan Surabaya di Sini Seorang sahabat ada yang ingin membatalkan salatnya, ia bermaksud ingin berteduh dan lari dari shaf, namun niat itu digagalkan karena dia melihat Rasulullah SAW dan sahabat lainnya tetap sujud dengan khusuk tidak bergerak. Air hujan pun semakin menggenangi masjid dan membasahi seluruh tubuh Rasulullah SAW dan para sahabatnya yang berada di dalam masjid tersebut, akan tetapi Rasulullah dan para sahabat tetap sujud dan tidak beranjak sedikit pun dari tempatnya. Beliau basah kuyup dalam sujud, namun sama sekali tidak bergerak. seolah-olah beliau sedang asyik masuk ke dalam suatu alam yang melupakan segala-galanya. Beliau sedang masuk ke dalam suatu alam keindahan. Beliau sedang diliputi oleh cahaya Ilahi. Beliau takut keindahan yang beliau saksikan ini akan hilang jika beliau bergerak dari sujudnya. Beliau takut cahaya itu akan hilang jika beliau mengangkat kapalanya. Beliau terpaku lama sekali di dalam sujudnya. Beberapa sahabat ada yang tidak kuat menggigil kedinginan. Baca: Seperti Ini Tiga Sanksi Pemerintah untuk Perusahaan yang Enggan Bayar THR ke Karyawan Ketika Rasulullah mengangkat kepala dan mengakhiri salatnya, hujan pun berhenti seketika. Anas bin Malik, sahabat Rasulullah bangun dari tempat duduknya dan berlari ingin mengambil pakaian kering untuk Rasulullah SAW, namun beliau mencegahnya dan berkata “Wahai anas bin Malik, janganlah engkau mengambilkan sesuatu untukku, biarkanlah kita sama-sama basah, nanti juga pakaian kita akan kering dengan sendirinya.” Apa yang dilakukan Rasulullah ini menunjukkan betapa banyak hikmah dan rahasia di balik malam seribu bulan. Semoga malam yang tersisa di bulan Ramadhan ini mampu kita manfaatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. (banjarmasinpost.co.id/yayu fathilal) Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Dahsyatnya Pengalaman Nabi Muhammad Saat Bertemu Lailatul Qadar Malam 27 Ramadhan Sampai Begini, http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/05/29/dahsyatnya-pengalaman-nabi-muhammad-saat-bertemu-lailatul-qadar-malam-27-ramadhan-sampai-begini?page=all. Penulis: Yayu Fathilal Editor: Elpianur Achmad

TRIBUNMANADO.CO.ID - Tak bisa dipungkiri jika jelang sepuluh hari terakhir bulan ramadan, umat muslim tengah berlomba mendapatkan ridha Allah untuk mengejar malam Lailatul Qadar.

Malam Lailatul Qadar sendiri adalah malam penuh keberkahan yang disebut malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Untuk mengejar dan mendapatkan malam Lailatul Qadar, umat muslim berlomba melakukan iktikaf di masjid pada sepuluh hari terakhir bulan ramadan.

Lantas bagaimana doa, niat dan tata cara melaksanakan iktikaf dalam sepuluh hari terakhir bulan ramadan?

TANDA-tanda Lailatul Qadar, Malam yang paling Dinanti Umat Muslim : Lebih Baik daripada Seribu Bulan

Jawaban:

Menjemput Lailatul Qadar hendaknya dilakukan dengan memperbanyak amal ibadah, sedekah, zakat dan ibadah lainnya khususnya pada sepuluh hari terakhir ramadan.

Rasulullah SAW pada 10 hari terakhir meningkatkan ibadah, tilawah dan melakukan iktikaf.

Iktikaf dilakukan dengan niat "berdiam di masjid untuk beribadah karena Allah".

Adapun doa yang dianjurkan di malam-malam sepuluh terakhir ini adalah "Allahumma innaka 'afuwwun karim, tuhibbul 'afwa fa'fu anniy".

(Ya Allah, Engkau Maha Pengampun dan Maha Mulia, suka mengampuni, maka ampunilah aku).

(HR. Tirmidzi no. 3760 dan Ibnu Majah no. 3850, hadits ini shahih)

Dianjurkan untuk memperbanyak membaca doa tersebut saat sedang melaksanakan iktikaf.

Apakah Malam Lailatul Qadar Sudah Lewat? Berikut Penjelasannya Lengkap dengan Doa yang Dibaca

Jadi itu yang diperintahkan oleh Rasulullah ketika kita meyakini bahwa malam itu mendapatkan atau merasakan datang Lailatul Qadar itu bacaannya.

Yang lain-lain tidak ada, salat-salat yang bagaimana tidak ada, doa khusus yang bagaimana tidak ada, amalan khusus seperti apa tidak ada ya amalan baik saja sebanyak banyaknya untuk menjemput Lailatuil Qadar.

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mendirikan ibadah pada Malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala maka akan diberikan ampunan kepadanya atas dosa-dosa yang telah berlalu”

Halaman
12

Berita Terkini