Hari Buruh Internasional

Kisah Marsinah, Tokoh Indonesia yang Melekat dengan Hari Buruh, Perakit Jam Ini Lenyap Jam 10 Malam

Editor: Alexander Pattyranie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah massa gabungan dari buruh, mahasiswa dan LSM menggelar aksi di bundaran air mancur, jalan Pahlawan, Kota Semarang, Senin (552014). Aksi tersebut merupakan road show ke 20 kota terkait meninggalnya Marsinah seorang buruh yang sudah meninggal sejak 1993 karena perjuangannya untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan lainnya.

TRIBUNMANADO.CO.ID, SURABAYA - Tanggal 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh Internasional atau May Day.

Tahun ini tak ada peringatan oleh massa yang turun ke jalan.

Pasalnya, tahan air tercinta sedang dilanda wabah virus corona/Covid-19.

Salah satu tokoh yang melekat dengan hari buruh adalah Marsinah.

Marsinah adalah seorang aktivis dan buruh pabrik yang bekerja di sebuah perusahaan perakitan jam yang ada

di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Siapa Marsinah?

Dilansir dari wikipedia, awal tahun 1993, Gubernur KDH TK I Jawa Timur mengeluarkan Surat Edaran No. 50/Th 1992

yang berisi imbauan kepada pengusaha agar menaikkan kesejahteraan karyawannya dengan memberikan

kenaikan gaji sebesar 20% gaji pokok.

Imbauan tersebut tentunya disambut dengan senang hati oleh karyawan, namun di sisi pengusaha

berarti tambahnya beban pengeluaran perusahaan.

Pada pertengahan April 1993, Karyawan PT. Catur Putra Surya (PT. CPS) Porong membahas surat

edaran tersebut dengan resah.

Akhirnya, karyawan PT. CPS memutuskan untuk unjuk rasa tanggal 3 dan 4 Mei 1993 menuntut

Halaman
1234

Berita Terkini