"64,3 persen yang mengalami gangguan cemas dan depresi. Gejalanya adalah rasa takut berlebihan, merasa tak bisa relaks dan nyaman, ada gangguan tidur, kewaspadaan berlebihan," ujar Lahargo di Kantor BNPB, Jakarta, Jumat (1/5/2020).
Lahargo juga menemukan gangguan stres pascatrauma psikologis pada orang yang mengikuti konsultasi.
Selain itu, pihaknya juga menemukan 80 persen peserta swaperiksa mengalami gangguan psikologis.
"Dari hasil swaperiksa yang kami dapatkan ada 80 persen yang mengalami trauma psikologis terkait dengan kondisi ini," ungkap Lahargo.
Menurutnya, masyarakat perlu memperhatikan kesehatan jiwa selama pandemi virus corona ini.
Kesehatan jiwa, menurut Lahargo sangat penting untuk dijaga selain kesehatan fisik.
KSP: 20 Persen Fisik, 80 Persen Psikologis
Pemerintah meluncurkan layanan konseling psikologi bagi masyarakat ditengah pandemi virus corona (Covid-19).
Layanan konsultasi melalui layanan telepon ini diberi nama Sehat Jiwa (Sejiwa).
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan, layanan ini dibuat karena persoalan pandemi virus corona tak hanya terkait kesehatan.
Namun, ada faktor psikologis masyarakat.
Bahkan, Moeldoko menyebut masalah psikologi masyarakat saat pandemi Covid-19 sangat besar darpada masalah kesehatannya.
Hal itu disampaikan Moeldoko saat peluncuran Sehat Jiwa (Sejiwa) melalui tayangan streaming Youtube KSP, Rabu (29/5/2020).
"Melihat berbagai perkembangan ini tidak heran laporan gugus tugas bahwa persoalan covid 20 persen kesehatan dan 80 persen psikologi," kata Moeldoko.