Update Virus Corona Sulut

KABAR BAIK, Pasien Sembuh Virus Corona di Sulawesi Utara Sudah 5 Orang, Kasus Tidak Bertambah

Editor: Rhendi Umar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ruang isolasi di RSUP Kandou

Di antaranya yaitu tidak tersedianya reagen diagnostik pada awal wabah, perubahan intensitas pengawasan dan definisi kasus, dan pasien yang membanjiri sistem perawatan.

Penelitian Los Alamos menganalisis sekitar 140 pasien awal di luar Provinsi Hubei untuk memproyeksikan seberapa cepat virus corona menyebar dari Wuhan.

Penelitian tersebut menunjukan sebagian besar kasus awal di provinsi lain memiliki hubungan epidemiologis atau paparan dari Wuhan.

"Pada saat kasus dikonfirmasi di provinsi di luar Hubei, semua provinsi di China memiliki akses ke alat diagnostik dan terlibat dalam pengawasan aktif dari para wisatawan di Wuhan," kata para peneliti.

"Untuk itu sistem perawatan kesehatan di luar Hubei belum kewalahan dengan kasus corona."

"Mereka pun secara aktif mencari kasus positif pertama mereka, yang mengarah jauh lebih rendah dalam pelaporan," lanjutnya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) setempat juga akan merilis informasi epidemiologis dasar tentang bagaimana setiap pasien dapat menginfeksi virus corona kepada pasien lain atau di mana mereka terkena paparan virus.

Bahkan, para peneliti AS menggunakan data ponsel untuk memperkirakan jumlah wisatawan harian yang keluar masuk Wuhan.

Proyeksi mereka kemudian dibandingkan kembali dengan pola angka kematian di Wuhan.

Lantaran pola tersebut lebih jelas dan konsisten daripada data kota lainnya tentang wabah ini.

Dalam perencanaan, awalnya mereka akan meneliti selama enam hingga tujuh hari untuk mengetahui jumlah orang yang terinfeksi menjadi dua kali lipat seperti yang diperkirakan sebelumnya.

Ternyata hanya dibutuhkan 2 sampai 3 hari untuk melakukannya.

Tim peneliti mengatakan untuk mencapai apa yang disebut kekebalan kawanan (herd immunity), membutuhkan setidaknya 82 persen orang untuk kebal guna menghentikan penyebaran penularan dalam suatu populasi.

Hal itu berdasarkan pada intensitas wabah awal yang baru diperkirakan.

Bukan sekitar 60 persen seperti yang disarankan penelitian sebelumnya. (*)

Berita Terkini